***
Dunia itu berputar, terkadang diatas, kadang ditengah dan kadang berada dipaling bawah juga. Begitu juga dengan kehidupan Sisil, yang sebelumnya berada paling pojok dan gelap, namun tiba-tiba saja seseorang menariknya hingga berada ditempat paling luas juga terang.
Kehadiran Yayan secara tiba-tiba berhasil membungkam mulut para ibu-ibu julid dan mengejutkan mereka, termasuk Sisil sendiri.
Berbulan-bulan mereka tidak bertemu ataupun mengirim pesan sebagai tuntutan kabar, pria itu muncul lagi didepan matanya dan diakui sebagai calon suaminya. Katakan pada Sisil bagaimana caranya untuk tidak komplain?Tapi karena Mama yang menyuruhnya untuk diam serta anteng selama acara, Sisil terpaksa mengunci mulutnya selama nyaris dua jam, membiarkan Yayan mengambil posisi duduk disampingnya sedangkan dia dan Sesil ditengah-tengah, lalu paling ujung ada Juan.
Entah drama baru apalagi ini?Ketika calon suamiku bertemu dengan mantan calon suamiku? Begitu?
Konyol!
Setelah acara selesai, Sisil langsung menghadapkan tubuhnya kearah Yayan dan sukses membuat pria itu tersentam lalu mengelus dada bidangnya. Haduh, sudah lama tidak nyeder disana! Batin Sisil seraya melirik kearah dada Yayan. Namun dengan cepat wanita itu menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kamu bisa ada disini? Dari mana kamu tau rumah aku? Dan sama siapa kamu kesini?" Todongnya dengan beberapa pertanyaan, telunjuknya mengarah tepat didepan muka Yayan.
Pria itu menekuk kedua alis, menatap telunjuk berkuku runcing dengan kutek peach. Dia lantas tersenyum tipis dan menggenggam telunjuk mungil tersebut hingga penuh dalam genggaman, membuat Sisil membulatkan mata.
"Aku tau dari Ki Danang, dia kasih tau alamat rumah kamu bahkan butik kamu. Terus Ayah kamu juga hubungin aku supaya datang ke acara ini, jadi aku dateng kesini ... sama Wisnu." Kening Sisil berkerut seketika.
"Wisnu?" Yayan mengangguk lalu menggerakan dagunya ke samping. Sisil memutar kepala dan mendapati sosok Wisnu yang tengah asyik makan bersama Mamanya, dan dengan menyebalkan melambaikan tangan begitu girang padanya.
Shit!
"Dan aku kesini buat memperjelas semuanya." Suara itu kembali menarik Sisil untuk menatapnya. Yayan melepas genggamannya pada telunjuk Sisil, mengeluarkan benda yang sudah sangat lama dia simpan kehadapan wanita itu.
Rahang Sisil terjatuh, matanya tidak sedetikpun berpindah dari benda cantik berkilau didepan matanya. "Aku mau lamar kamu. Benar-benar melamar kamu untuk menjadi calon istri aku." Sisil menengadah kepada Yayan, mendapati pria itu tengah menatapnya dengan begitu lekat disertai senyuman tipis yang menghiasi wajahnya.
Kaki Yayan melangkah tergesa-gesa mengikuti Sisil yang menyeretnya tak santai meninggalkan rumah dan semua orang yang sempat memperhatikan mereka. Yayan tidak tahu apa yang akan Sisil lakukan kepadanya lagi, namun dia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan mengelak apapun yang Sisil perbuat.
Wajar kalau Sisil kesal padanya, mereka sudah lama tidak bertemu setelah pertemuan terakhir yang sangat tidak mengenakan, lalu dirinya datang dan mengatakan hendak melamar sambil membawa cincin, sudah tentu Sisil terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin, Yuk! (TAMAT)
RomansaSilvia, wanita yang harus ditinggal nikah oleh kekasih dan adiknya, membuatnya harus kembali memupuskan impian pernikahan diusia 27 dan selalu dikatai perawan tua oleh tante-tantenya. Sampai akhirnya dia terpaksa kabur ke kampung halaman sang nenek...