Kawin, Yuk! - Bagian 7

23.6K 2.3K 35
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yayan mengenakan topi rotannya serta sepatu boots karet sebelum terjun langsung ke peternakan. Hari ini dia akan mempersiapkan beberapa kambing dan dombanya untuk dibawa ke pasar, selain itu juga pesanan dari pelanggan yang biasa memesan dua hewan tersebut untuk disembelih serta dijadikan bahan makanan.
Menggeluti dunia peternakan selama bertahun-tahun membuat Yayan mulai menghafal apa saja yang mesti dia lakukan, dia bahkan sudah tahu betul bagaimana cara memperlakukan hewan peternakannya dan tidak pernah lagi merasa cemas jika hewannya dilanda penyakit. Karena sudah tahu penanganan pertamanya.

Yayan sudah berteman baik bersama kambing dan domba, dia juga sudah merasakan bagaimana sakitnya diseruduk domba besar dan membuatnya tidak bisa berjalan selama dua bulan karena patah tulang. Yang pasti, Yayan sudah bisa dibilang profesional dibidangnya yang satu ini.

"A Yayan sudah datang? Hewan yang mau turun pasar sama dikasih ke pelanggan sudah siap, tinggal pemeriksaannya saja. Nunggu A Yayan dari tadi." Sosok Nindi langsung menyambutnya tepat setelah dia sampai di gapura peternakan.

"Oh, ya? Jangan lupa juga siapkan rumput pesanan peternak lain. Kalo bisa karungnya yang bersih, supaya kotoran lain gak ikut kemasukin."

Yayan terus menjelaskan apa yang harus Nindi lakukan hari ini, memberitahu tata cara membersihkan kandang baru yang harus tetap mendapat perawatan meskipun masih belum terpakai. Nindi memang pekerja lama tapi Yayan tetap harus mengajarinya, tidak mau kalau Nindi sampai melakukan kesalahan. Mengingat dirinya adalah sosok yang perfeksionis.

"Kayak gini, Mang?"

Langkah Yayan seketika terhenti kala telinganya mendengar suara seseorang yang sudah tak asing. Pandangannya teralih ke depan, dimana disana terdapat dua pekerja laki-laki tengah memerah susu kambing. Namun yang menarik perhatiannya bukanlah mereka, melainkan seorang wanita berkaos merah muda dengan celana pendek yang terlihat serius ikut memeras susu kambing.

"Ih, geli, Mang!" Tanpa sadar seutas senyuman tersungging dibibirnya.

Menyadari perhatian Yayan tidak lagi tertuju padanya, Nindi lantas mendongak menatap pria tersebut lalu mengikuti arah pandangnya. "Oh? Teh Sisil udah datang dari tadi, dia langsung samperin Mamang Karman buat bantu merah." Yayan menganggukan kepalanya.

"Bagus, terus pantau dia. Jangan sampai dia terluka lagi," ujarnya lalu berjalan meninggalkan Nindi yang kini terdiam menatap punggungnya.

Sisil tergelak saat melihat Mang Karman yang nyaris tertendang kaki kambing jika tidak sempat mengelak. Sungguh, dia tidak menyangka kalau memerah susu kambing akan seseru ini. Sisil hanya tahu jika susu kambing bisa diminum dan memiliki banyak khasiat, tapi dia tidak pernah menyangka dapat kesempatan untuk terjun memerahnya secara langsung.

"Nanti susunya kalo udah diperah dikemanain, Mang?" Tanyanya sesaat setelah melihat Mang Karman meletakan ember berisi susu yang berhasil mereka perah.

"Nanti kalau mau Neng Sisil bisa bawa ke belakang. Disana ada Wa Enung yang biasa urus susunya buat disteril sebelum dipasarkan," jelasnya.

Kawin, Yuk! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang