***
Dalam balutan kebaya olive-nya, Sisil terlihat begitu anggun dan juga cantik. Wanita yang saat ini tengah duduk diapit oleh kedua orangtuanya, terus menyunggingkan senyuman manis terutama ketika keluarga dari prianya datang dan membuat perasaannya semakin membuncah.
Masih terasa seperti mimpi, duduk disebuah ruang yang sering kakeknya sebut 'ruang temu'. Kondisi rumah memang tidak banyak mendapat sentuhan dekorasi, hanya dibagian dinding samping mereka saja yang mendapat hiasan dengan kain satin putih bersih beserta bunga-bunga serta tak lupa ukiran nama sepasang anak manusia yang dihari ini akan melakukan satu tahap menuju tahap keseriusan yang sesungguhnya.Sisil menepati janjinya, dia akan memakai kebaya yang Sesil belikan untuknya dan ajaibnya kebaya tersebut begitu pas dilekuk tubuhnya padahal sudah pasti Sesil hanya menebak-nebak saja soal ukuran ketika membelinya. Juga bahan dalamnya sangat nyaman dan tidak gerah. Ya, setidaknya itu mengurangi kecanggungan yang saat ini Sisil rasakan. Tadinya Sisil akan menyemprot adiknya jika bahan kebaya ini gatal ataupun kasar, tapi sepertinya niat tersebut terurung dan Sisil bisa kembali menebar senyumannya.
Dan yang lebih membuat Sisil berantusias lagi ialah akan eksistensi Nindi. Wanita yang seminggu lalu menatapnya penuh ejekan, hari ini justru duduk memojok dengan raut wajah yang sudah pastikan sangat masam. Rasanya Sisil begitu jahat, tapi sungguh dia ingin tertawa sekeras-kerasnya.
Anak sekecil Nindi mau merebut Yayan darinya? Tidak tahu saja apa yang bisa Sisil lakukan.
Setelah seorang pria yang dipercayai menjadi pembuka acara ini mengutarakan patah demi patah kalimatnya, kini yang paling ditunggu-tunggu pun mulai. Dimana Yayan yang dipersilahkan untuk mengatakan alasannya datang ke tempat ini, meskipun semua sudah tahu tapi bisa dikatakan ini hanya rangkaian acara yang wajib dilakukan dalam prosesi lamaran atau pertunangan. Bisa dibilang hari ini adalah hari pertunangan karena Yayan sudah berkali-kali mengajukan lamaran, hanya agar lebih etis saja jadi digabungkan sebelum menentukan prosesi pernikahan.
"Baik, terima kasih banyak sebelum pada Kang Hendra yang telah memberikan saya kesempatan untuk berbicara." Mendengar suara Yayan yang menggema dari microfon, jantung Sisil mendadak ikut bergema. Kenapa pria dengan balutan batik hitam itu terlihat sexy sekali hari ini?
"Seperti yang dikatakan Kang Hendra sebelumnya, kedatangan kami kemari, ke kediaman Ki Danang dan Ni Echi, bertemu dengan Pak Jordan serta Bu Murni, untuk menyampaikan lamaran terhadap putri sulung beliau. Dimana saya meminta Silvia Maharani, wanita yang berhasil membuat saya jatuh cinta, meyakinkan saya bahwa dialah orang yang selama ini saya cari untuk menjadi tambatan hati saya. Bila kebanyakan orang mengatakan, jodoh kita adalah tulang rusuk kita yang hilang maka saya telah menemukan tulang rusuk saya dan untuk tidak kehilangannya lagi maka saya harus memasangnya kembali dengan lebih kuat. Bukan begitu Pak Jordan?" Ayah terkekeh pelan sembari mengangguk-anggukan kepalanya. "Jadi agar saya meminta kepada keluarga Silvia atau Sisil, meminta diberikan restu untuk meminang putri cantik mereka. Mengajaknya membangun sebuah rumah tangga yang meskipun saya yakin tidak akan selalu mudah, namun saya akan selalu melindunginya, bertanggung jawab atasnya dan juga membimbingnya. Silvia Maharani, saya melamarmu untuk menjadi calon istri saya. Apakah engkau bersedia menerima lamaran saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin, Yuk! (TAMAT)
RomansaSilvia, wanita yang harus ditinggal nikah oleh kekasih dan adiknya, membuatnya harus kembali memupuskan impian pernikahan diusia 27 dan selalu dikatai perawan tua oleh tante-tantenya. Sampai akhirnya dia terpaksa kabur ke kampung halaman sang nenek...