Part_2

912 290 133
                                    

"Lo?" ucap Acha dan murid tersebut bersamaan.

"Acha?" ujar pria tersebut. Acha pun tersenyum.

"Xavier?" kata Acha.

Ya pria tersebut adalah Xavier Demetrio ia merupakan teman Acha dari kecil namun mereka berpisah pada saat SD .

"Wahhh beneran kagak nyangka gua Cha, bisa ketemu lo lagi," ujar Xavier dengan semangat.

"Gue juga Er," timpal Acha.

Bu Dila memperhatikan dia murid nya tersebut, begitu juga dengan murid yang lain nya hanya bisa memandang mereka berdua.

"Ehmmm, kok reunian nggak ngajak-ngajak sihh?" Tanya seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Gavin?" pekik Acha.

Ya ia adalah Gavin Baskara sahabat Acha dari kecil, Baik buruk nya Acha ia lah yang tahu begitu juga sebaliknya nya.

Gavin pun menghampiri kedua sahabat nya itu. "Lo kok pindah nggak bilang-bilang sih chil? " tanya Gavin kepada Acha. "It ... " ucapan Acha terpotong oleh Bu Dila.

"Sudah-sudah lanjut nanti aja reunian nya, sekarang belajar dulu," ucap bu Dila yang di anggukan oleh ketiga murid nya tersebut.

"Ya sudah Acha kamu duduk di samping Xavier ya nak," ujar Bu Dila

"iya bu," ujar Acha.

Mereka pun menuju bangku masing-masing, dan Bu Dila memulai pelajaran yang hampir tidak mereka sukai. Yaitu, Fisika.

******

Seorang pria yang ada di atas rooftop, masih setia memandangi seorang gadis di bawah sana. Ia menarik nafas dengan panjang

"Hufff kira-kira gue bisa nggak ya buka hati lagi?" gumam nya.

Ya dia adalah, Raymond Sabara Pedrosa atau yang lebih di kenal dengan Ray siswa kelas 12 jurusan IPA 3.
Yang merupakan anak pemilik sekolah ini dan ia juga menjabat sebagai ketua OSIS.

Salah satu cowok ter-famous di sekolah nya mengapa tidak, selain memiliki paras nan-tampan yang banyak di kagumi siswi-siswi di sekolah ia juga mempunyai segudang prestasi .

Seseorang pria menghampiri nya, lalu menepuk pundak nya. "Kalo lo gini terus dia bakal sedih liat lo, buka aja hati lo buat dia," sambung pria tersebut yang ada di samping nya.

Ray memasukkan tangan nya ke dalam saku celananya. "Apa iya gue bisa buka hati lagi?" tanya Ray.

"Lo kocak deh Ray, ya mana bisa tau kalo lo sendiri nggak mau nyoba," kata pria tersebut.

Ray meneguk salivar nya  dengan susah payah mengingat kejadian beberapa tahun lalu yang membuat nya kehilangan seseorang yang dia sayang.

"Gue tau ini semua sulit buat lo, tapi kan Ray yakin lo mau gini terus?" tanya pria tersebut
Ray beralih menatap ke langit yang berwarna biru tersebut, yang seakan sudah menjadi penenang nya "Gue juga nggak tau Ga?" ujar Ray.

Gavariel Enovraline merupakan sahabat Ray sekaligus anggota inti dari Antariksa. Ia merupakan Anak kelas 12 IPS 2.

******

Suasana kantin begitu riuhnya para murid berdesak-desakan untuk memesan makanan.
"Lo mau apa Cil?" tanya Gavin.

Acha meletakan jari telunjuknya di bawah bibir seraya berfikir. "Emmm gue mau bakso aja deh," ujar Acha.

"Er lo yang pesen ya, Punya gua samain aja sama si Bocil," ujar Gavin.

"Ok vin," ujar Xavier.

Xavier pun pergi untuk memesan makanan untuk mereka. sedang kan Gavin dan Acha mencari tempat untuk mereka makan.

"Vin sini," Seseorang melambaikan tangan ke arah nya. Ia pun mengarah ke arah sumber suara tersebut.

Acha berjalan di belakang Gavin, tidak mau ketinggalan ia pun sedikit mempercepat langkah nya. Ternyata iya adalah Exellino Maurelino atau yang kerap di sapa Ino anak kelas 12 IPA 2 ia adalah salah satu anggota inti dari Antariksa.

"Ehhh lo bawa siapa ni?" tanya ino.

"Bawa manusia," jawab Gavin sinis.

"Aelahh gue juga tau kali klo dia manusia," ujar ino, "maksud gue adalah tu orang nama nya siapa?" sambungnya.

"Bukan siapa-siapa," ujar Gavin dengan penuh penekanan yang membuat Ino mendelik ngeri.

Seorang pria yang baru saja melangkah kan kaki nya di kantin langsung diteriakin oleh kaum hawa.

"Wahh sih Ray makin cakep njir."

"Gila yaa tu anak makin hari makin cakep aja."

"Ray gue mau donk daftar jadi pacar lo."

Sahut para gadis yang ada di dalam kantin, seakan terpukau akan ketampanan yang dimiliki nya.

"Lagi nggak buka pendaftaran sorry," ujar Ray sambil berjalan melewati para gadis tersebut.

"Lo ngapain di sini?" tanya Ray dengan sinis kepada Acha. Ketika melihat gadis tersebut berada di tengah-tengah anggota Inti Antariksa.

Acha membuang nafas nya dengan kasar. "Lo kenal sama Acha?" tanya Gavin penasaran.

"Gue sih nggak kenal, tapi nih cewek nyebelin nya minta ampun," jawab Ray dengan santai. Ia pun menarik satu kursi dan duduk di atas nya.

"Enak aja kalo ngomong jelas-jelas lo yang nyebelin, mana udah salah nggak mau ngaku lagi," ujar Acha sewot.

"Ehhh boneka mampang seenak jidat banget lo kalo ngomong," ucap Ray kesal.

What ini nggak salah dengar? Acha di samain sama boneka mampang? Yang bener aja.

Acha memutar bola mata nya dengan malas dan beranjak dari tempat duduk nya lalu pergi, ia terlalu lelah untuk berdebat lebih lama lagi dengan pria tersebut.

Gavin yang melihat Acha pergi pun langsung mengejar nya. Gavin menahan Acha untuk pergi. "Lo kenapa Cil?" tanya Gavin.

"Lo kenal sama dia?" sambungnya.

Bukan nya menjawab ia malah bertanya balik

"Itu orang siapa sih Vin?" tanya Acha kesal.

"Ohhh itu Ray, Raymond Sabara Pedrosa anak pemilik sekolah ini," jawab Gavin.

"Ohh Ray pantes," kata Acha.

"Pantes apa?" tanya Gavin penasaran.

"Pantes muka sama nama nya sama-sama ngeselin," ujar Acha kesal lalu melenggang pergi meninggalkan kantin.

******

Hay-hay guys gimana suka nggak?
Maaf yaaa agak lama up nya, soalnya lagi fokus buat Test nih do'a in yaa moga lulus hehe.

Tcc: buat cerita ini tu bener-bener sesuatu yang aku ingin kan dari dulu, and smoga aja aku slalu bisa konsisten sama cerita ini.


Note :* si Gavin manggil Acha pakai Bocil atau Cil.

Makasih yaa udah mau baca sampe habis
Jangan lupa untuk vote dan coment ya guys

Bye👋

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang