Seperti yang sudah dijanjikan Gavin kemarin, ia saat ini sedang menunggu Acha di parkiran sekolah untuk pulang bersama. Sedangkan gadis tersebut tadi berpamitan untuk keruang guru terlebih dahulu.
Gavin yang sedang sibuk memainkan ponsel, Tiba-tiba saja dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya.
"Lo lagi nungguin siapa Vin?" tanya Daniel. yang baru saja datang, dan berdiri di sebelah temannya tersebut.
"Oh ... ini, gua lagi nungguin Acha," jawab Gavin.
Daniel pun hanya mengangguk, dan langsung duduk di atas motor miliknya yang terparkir tepat di samping motor milik Gavin.
"Ya udah deh kalo gitu, gua pulang duluan ya Vin," ujar Daniel. sambil memakai helm di kepala nya.
"Oke. Hati-hati El," ujar Gavin.
Daniel pun langsung menghidupkan motor miliknya dan pergi meninggalkan Gavin sendirian di sana.
******
"Permisi Bu," ujar Acha. seraya mengetuk pintu ruang guru. di sana hanya ada bu Dilla, guru Fisika.
Bu Dilla yang tadinya asyik memainkan laptop miliknya, seketika langsung melihat ke arah Acha.
Sebuah senyuman yang terlukis di wajah wanita berusia 40-an tersebut, senyumannya yang begitu manis mampu membuat siapa saja terpukau akan kecantikannya. Garis halus, dan keriput yang ada diwajahnya tidak membuat kecantikannya memudar.
Acha pun mask kedalam ruangan tersebut dan menghampiri Bu Dilla.
Sesampainya Acha di meja guru tersebut, ia langsung membuka ransel dan mengambil sebuah buku yang bertulisan 'Latihan Fisika' yang sudah Acha kerjakan semalam.
"Ini Bu tugas Acha," ujar Acha, Seraya menyerahkan buku tersebut.
Bu Dilla pun menerima buku tersebut, dan ia langsung mengecek pekerjaan murid nya itu.
"Wahh ... Acha kamu pinter sekali, ini jawabannya bener semua loh," puji Bu Dilla kepada Acha.
Acha yang mendengar pujian dari gurunya tersebut pun, tampak malu-malu.
"Terima kasih Bu. Kalo gitu Acha pamit pulang dulu ya Bu ... udah ditungguin sama Gavin."
"Iya ... hati-hati nak," ujar Bu Dilla.
Acha yang kini berjalan di lorong sekolah sendirian merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang, ia pun mempercepat langkahnya.
Tiba-tiba ada tiga orang gadis yang menahannya
"Eitsss mau kemana sih kok buru-buru?" tanya salah satu gadis tersebut."Ho'oh santai donk kan kita nggak gigit."
Acha berusaha melepaskan cengkraman dari Valleria, namun usaha nya tidak membuahkan hasil. Malah sebaliknya, gadis itu semakin menguatkan cengkraman tersebut.
Ya, gadis itu adalah Grasella dan kedua sahabatnya yaitu, Hazellia dan Valleria.
"Ckk, lepas," rintih Acha.
Hazellia tersenyum jahat. "Enak aja minta lepas, kita kan belum mulai game nya."
"Mau lo semua apa sih? Kenal aja nggak?" tanya Acha.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPOLIST (On Going)
JugendliteraturBismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum semua balik lagi Sama ily jangan sampe bosen ya ikutin ceritanya "WARNING: TYPO BERTEBARAN!!" "PLAGIATOR HARAP MENJAUH!" ⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA DAN HARGAI KARYA AUTHOR DENGGAN VOTE+COMENT DI SETIAP PAR...