Part_30

198 39 0
                                    

Ada baiknya jika kita gak perlu tau semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada baiknya jika kita gak perlu tau semuanya.
Karna semakin banyak kita tau, maka semakin besar kekecewaan yang kita dapatkan.

~Nafisya Syaquell Ivander Caittline

*
*
*
*
*
*

Ray menatap gadis yang ada di sampingnya dan berkata, "Ra, selain beasiswa lo di cabut sama Kepsek. Apa ada hal yang lain?" gadis itu menggelengkan kepalanya pelan.

Nora Adhiya Sangkara gadis sederhana yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ini. Dapat di pastikan karena ia pintar, namun belakangan ini, kepala sekolah mencabut beasiswa nya dengan alasan yang masuk akal.

Ray mengangguk. "Kalo boleh tau, lo ada hubungan apa sama Daniel? Kok gue liat lo berdua deket banget. Jangan-jangan ... lo berdua pacarannya?"

"Gue gak ada apa-apa sama Daniel. Gue sama dia cuma temenan doang," jawab Nora, sambil tersenyum manis.

Ray mendekatkan tubuhnya, hingga jarak mereka hanya beberapa inci. Cowok itu menyelipkan rambut hitam gadis tersebut ke belakang telinga, dan ....

"Sorry, kalo buat lo gak nyaman, tadi ada daun di rambut lo."

Gadis itu menatap Ray sambil berucap," Iy-iya gak apa-apa, makasih."

******

Sedangkan di lain tempat, gadis dengan tubuh mungil yang di balut seragam sekolah sedang menyiram bunga yang ada di taman depan sekolah. Kita semua tau bahwa itu Acha. Gadis itu sangat senang dengan tanaman yang satu ini.

Grasella dan kedua temannya, memandang gadis itu dari kelas mereka yang berada tepat menghadap taman. Grasella memberi intruksi kepada Hazellia untuk membuang air yang ada di ember itu.

Byur ....

Air itu mengguyur habis Acha yang ada di bawah sana. Lebih parahnya lagi, air tersebut bekas air pel yang mereka ambil dari toilet. Belum lagi, kejadian itu menarik atensi murid-murid yang berada di taman. Masing-masing dari mereka pun terkejut dengan itu.

Acha yang sudah basah itu pun mendongakkan kepalanya, bisa ia lihat bahwa pelakunya adalah Grasella dan antek-antek nya.

Acha memandang dirinya dari bawah. "Arghh Shit again."

Tapi sepertinya, Grasella dan teman-temannya tidak merasa bersalah sama sekali. Mereka malah menertawakan gadis malang itu.

Acha kembali mendongakkan kepalanya, dapat di pastikan bahwa saat ini ia sedang mengumpat dalam hati.

"Iiii bauuu," ucap mereka kompak, dari atas sana sambil tertawa terbahak-bahak.

Namun, itu tidak berlangsung lama, saat seseorang menarik dangan kuat rambut Grasella dari belakang.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang