Part_32

159 36 4
                                    

Mau sejahat apa pun kamu, mau sebrengsek apa pun kamu, kamu tetap pemenangnya. Karena kamu tokoh utama nya.

~Nafisya Syaquell Ivander Caittline

*
*
*
*
*
*


Setelah makan siang di kantin, Acha memutuskan untuk pergi ke rooftop. Dari atas sini, ia bisa melihat semuanya dengan jelas. Mata hazel nya yang menatap kebawah dan tangan yang memegang beberapa butir obat. Acha kemudian memandangi obat yang ia bawa, cukup lama gadis itu manatapnya. Saat ia ingin membalikan tangannya, Tiba-tiba saja ada yang menghentikannya.

"Lo bego atau gimana?!" sentak Ray, Acha tidak bergeming.

"Seharusnya lo minum obat ini, bukan di buang," ucap Ray.

Acha kemudian menatap cowok yang ada di sampingnya. "Mau lo apa sih Ray? Kenapa lo selalu hadir dihidup gue? Dan kenapa lo selalu jadi orang yang ngelindungin gue?" tanya gadis itu.

"Cha, semua itu gak penting! Gue mau apa, dan kenapa gue hadir dihidup lo atau pun ngelindungin lo, cuma Tuhan yang tau. Sekarang, lo minum obatnya," ujar Ray.

Acha menurut, ia meminum obatnya satu per satu.

"Jantung lo sesakit itu?" tanya Ray, yang masih memandang lekat gadis tersebut dengan tangan kanannya yang mengelus rambut Acha.

Awalnya Acha sangat kaget dengan pertanyaan dari Ray, bagaimana cowok itu tau? Apakah Ray seorang peramal atau sebagainya?

Acha mengangguk menyetujui pertanyaan dari Ray.

Ray menyodorkan sepotong kue Strawberry mille crepe, kepada gadis itu. "Buat lo. Lo suka kue ini 'kan? Tadi gue bela-belain buat beli ini di kantin." Acha menerima kue berbentuk segitiga itu dari Ray.

"Kok lo bisa tau, gue suka sama kue ini? Jangan-jangan lo cenayang ya?" tanya Acha dengan mulut yang sudah penuh.

"Buset dah ni cewek, nuduhnya serem amat. Hati-hati makannya, itu kue abis gue kasih jampi-jampi," kata Ray, yang sontak membuat Acha tersedak ketika memakan kue tersebut.

Ray yang melihat itu pun tertawa renyah, Acha sangat mudah untuk di tipu. "Bercanda kali."

Acha memanyunkan bibirnya. "Bercanda lo gak lucu."

"Emang gak lucu, kan yang lucu cuma lo doang," kata Ray, seraya menghapus jejak susu dari kue tersebut di sudut bibir gadis itu.

Sudah dapat di tebak bahwa, Acha sangat kaget dengan tindakan Ray barusan.

Takut gadis itu tidak nyaman, Ray kemudian menjauhkan tangannya dari bibir Acha lalu berkata, "Maaf."

Ray berdehem, guna menghilangkan rasa canggung antara keduanya. "Udah bel, yuk masuk kelas," ucap Ray, seraya berjalan menuju kelas mereka.

Acha melihat ke arah cowok itu. "Ray tungguin!" teriak gadis itu, lalu berlari kecil mengejar Ray yang sudah jauh.

******

Di pelajaran ke-2 ini, mereka tengah mengerjakan soal kimia. Masing-masing dari mereka berkutik dengan buku. Begitu pun dengan Acha, coretan demi coretan ia tulis di kertas untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Soal yang harus mereka kerjakan saat ini lumayan banyak, setidaknya ada 15 soal yang harus selesai dalam kurun waktu 30 menit.

Selang 30 menit, mereka semua kemudian mengumpulkan tugas mereka kepada Langit selalu ketua kelas.

Tugas mereka pun satu per satu di cek oleh guru kimia---Alisya.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang