Part_12

444 128 52
                                    

Seperti biasa, jika hari minggu begini sudah menjadi hobby gadis berambut hitam tersebut untuk joging di taman komplek perumahan nya.

Lantunan musik yang terdengar dari earphone serasa menenangkan pikiran. Bukan hanya Acha yang berjoging di sana, melainkan banyak anak seusianya maupun orang dewasa yang ikut melakukan kegiatan seperti dirinya. Hanya saja kebanyakan dari mereka berjoging dengan pasangannya, entah itu dengan kekasihnya maupun dengan teman mereka.

Berbeda dengan gadis satu ini, ia lebih memilih untuk joging sendirian.

Acha menyeka keringat yang membasahi jidatnya menggunakan handuk yang tergantung pada lehernya. "Ternyata cape juga ya, muterin taman," ujar gadis tersebut. Karena terlalu lelah ia memilih untuk duduk , kemudian ia melihat ke sekelilingnya. "Enak banget ya, yang punya pacar. Liat deh mbak nya keliatan seneng banget di perlakuan kaya gitu sama mas nya, padahal cuma dibantu ngiket tali sepatu yang lepas doank," ujar Acha ketika melihat pasangan yang tampak serasi pikirnya.

Kemudian pandangan nya beralih melihat sepasang suami istri yang sudah lansia. "Si nenek keliatan bahagia banget sama kakek. walaupun umur mereka nggak lagi muda, tapi mereka mesra banget," ujar gadis tersebut.

Ia mendongkrak kan kepalanya,lalu menarik nafas dengan panjang. "Huff ... Acha bisa nggak ya, punya pasangan yang bisa buat Acha bahagia, bisa ngertiin Acha, bisa sayang sama Acha. Acha pengen ya Allah," lirih Acha memohon.

"Gimana misalkan kalo gua pindah ke dunia fiksi. Pasti seru dehh, kan biar kaya di dunia orange gitu. Ceweknya di jadiin ratu sama si cowoknya. Kalo gua pindah ke dunia wattpad, gua bakal pilih aja si cowok nya spek kaya Riez kiesar gitu, biar serasi sama gua," ujar Acha yang mulai berhayal.

"Apalagi kalo misalnya jadi anak yatim piatu gitu, terus nikahnya sama sugar daddy huhh pasti enak banget hidup nya," sambung Acha.

Tiba-tiba saja, ada yang menjitak kepalanya. Sontak gadis tersebut pun mencari pelakunya, dan yaa.. seseorang yang paling ia hindari akhirnya ada disampingnya saat ini.

Acha menatap pria tersebut dengan tatapan tajam
"Lo apaan sih? Nggak jelas banget tau nggak," ujar Acha kesal.

Pria tersebut kemudian duduk di sampingnya. "Lo tuh yang nggak jelas, pake ngayal pindah ke dunia fiksi lagi. Nggak bersyukur banget tau nggak udah hidup di dunia nyata, malah minta pindah ke dunia fiksi, mana tadi bilang nya jadi anak yatim piatu enak lagi. Emang udah geser nih otak nya, perlu di benerin." ujar pria tersebut. "Emang ya manusia, nggak pernah mau bersyukur kalo belum ngerasain yang nama nya kehilangan," sambung pria tersebut.

"Ehh-ehh, siapa yang nyuruh lo buat duduk di sini?"tanya Acha sinis.

"Kenapa? Emangnya nggak boleh?" tanya pria tersebut.

"Sebenernya sih boleh-boleh aja kecuali lo, Raymond Sabara Pedrosa," jawab Acha dengan penuh penekanan.

Ya, pria tersebut adalah Ray. Manusia yang sok keren, sok ke cakep-an, dan pastinya yang sok kepedean.

Ray menatap gadis tersebut dengan datar "Terserah gua lah, ini kan tempat umum. So ... siapa aja boleh donk duduk disini, termasuk gue," ujar Ray seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Waiting ... maksud lo yang tadi itu apa?" tanya Acha.

"Ya emang bener kan, kita sebagai manusia nggak pernah bisa ngerasa bersyukur ataupun puas dengan apa yang kita miliki, sebelum kita kehilangan hal itu," jawab Ray.

"Gue nggak pernah tuh merasa kehilangan apapun, karena apa yang gua mau selalu di kasih sama bunda ataupun papi bahkan kakak gua juga selalu manjain gue. Jadi ....kalo misalnya gua kehilangan sesuatu pasti diganti sama mereka," ujar Acha.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang