Part_4

696 228 111
                                    

Happy Reading guys

******

Sudah lebih sepuluh menit mereka berjemur di depan tiang bendera sambil hormat. Lelah rasanya harus berdiri ditengah lapangan belum lagi cuaca yang sangat panas saat ini.

Ray memperhatikan gadis yang berdiri tepat di sampingnya, wajah gadis itu tampak memerah karena panas.

Ray membuang nafas kasar. "Kalo lo capek duduk aja dulu, gue nggak bakalan cepu kok ke Pak David," ujar Ray.

Namun tawaran Ray itu tidak di gubris oleh Acha.

"Lo tu udh keringetan dari tadi," sambung Ray.

Namun Acha masih setia memandangi bendera yang berkibar di atas sana dengan tangan kanan yang menempel di pelipis mata nya.

Karena kesal ucapan nya tidak di tanggapi oleh gadis tersebut Ray pun menghampirinya. Dan menurunkan tangan Acha, gadis tersebut beralih menatap Ray dengan muka datar.

Acha mencabut earphone yang ia pasang sedari tadi di telinga nya. "Lo kenapa sih?" tanya Acha berdecak kesal.

Ray melihat earphone yang di pegang gadis tersebut,

"pantesan dari tadi gue ngomong nggak di jawab ternyata pake earphone," batin Ray.

Acha mengangkat satu alis nya. "Lo kenapa?" tanya Acha.

"Nggak," Jawab Ray.

"Aneh," batin Acha.

Tanpa mereka sadari seorang gadis yang berasa di rooftop sedang menatap dua orang yang sedang dihukum di lapangan, ia menatap tajam kedua insan tersebut.

"Karna lo udah berani deketin Ray, lo bakalan terima akibat nya," monolog gadis tersebut dengan smirk nya.

"Lo mau ngapain dia?" tanya seorang pria yang menggunakan seragam sekolah yang sama,dengan memegang sebuah rokok di tangan nya baru saja datang.

Gadis itu beralih menatap pria tersebut. "Gue nggak bakal ngapa-ngapain sih, cuma mau main aja sama dia," ujar gadis tersebut.

Pria tersebut menghembuskan asap rokok ke udara. "Lo nggak mau tobat apa?" tanya pria tersebut. "Setelah apa yang lo lakuin beberapa tahun yang lalu, apa lo nggak puas?"

Gadis tersebut tersenyum hambar. "Selama ada yang ganggu gue buat deketin Ray, yang ada yang boleh selamat," ujar gadis tersebut dengan penuh penekanan.

Pria tersebut tahu betul jika gadis di samping nya ini tidak main-main jika soal ancaman, ia ingin sekali mencegahnya untuk tidak melakukan nya. Namun itu semua akan sia-sia karena gadis tersebut sangat lah keras kepala.

******

Seperti biasa suasana kantin begitu ramai dan riuh nya, Masing-masing sibuk memesan makanan dan minuman. Bagaimana dengan dua orang yang tadi menjalan kan hukuman?, mereka sekarang sudah berada di kelas masing-masing untuk menyimpan ransel mereka.

"Ehhh ... Lo semua liat Acha nggak?" tanya Gavin.

"Gue nggak tau tuh, tapi nih yaa si Ray juga kagak ada," jawab Gavariel.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang