Part_8

520 160 46
                                    

Acha mulai berkutik pada tumpukan buku-buku nya, ia membuka laptop milik nya, dan mulai mengerjakan tugas nya untuk di print nanti nya.

Satu persatu tugas nya kini telah selesai , ia membutuh kan waktu 3 jam untuk menyelesaikan tugas-tugas nya dan sedari tadi menatap layar laptop membuat mata nya pegal. Ia pun segera merebahkan diri nya di atas kasur  milik nya, ia menatap Langit-langit kamarnya.

"Dia siapa ya? Kok kenal sama gue? Kenapa dia bisa tau gue lagi nunggu jemputan? Apa cuma kebetulan lewat aja ya?" batin Acha.

"Adek sini turun udah ditungguin sama Gavin," teriak Aksa dari bawah sana, seketika membuyar lamunannya.

"Iya Kak," jawab Acha yang sedikit teriak dari arah kamarnya.

Acha pun langsung turun kebawah, yang mendapati Gavin dan kakak nya di sana.

Gavin datang tidak hanya dengan tangan kosong melain kan ia membawa beberapa paper bag dan kantong plastik yang berisikan makanan.

"Nih buat lo," ujar Gavin seraya memberikan paper bag dan kantong plastik berisi makanan tersebut. "sesuai janji gue yang tadi, so ... gue harap lo nggak ngambek ya sama gue dan Xavier.

Acha menerima pemberian dari Gavin "Makasih Gavin ganteng, tenang gue nggak ngambek kok sama lo atau pun sama Xavier," ujar Acha seraya tersenyum manis kepada sahabat nya itu.

Jika dipikir-pikir, siapa yang tidak mau makanan gratis? Toh selagi makanan itu halal siapa yang menolak.

"Iya sama sama-sama," ujar Gavin membalas senyuman dari gadis tersebut.

"Ehmm, jadi ... Acha dong nih yang di beliin, gue nya gak gitu?" tanya Aksa.

Gavin menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, iya tidak tau harus bicara apa. Karna tujuan dia datang kemari adalah membawakan Acha makanan untuk menebus kesalahannya karena tidak mengantarkan Acha pulang tadi.

Aksa terkekeh melihat Gavin yang salah tingkah. "Santai aja kali Vin, gue bercanda kok," ujar Aksa.

"Yaudah lanjut aja. Gue ke atas dulu mau ngerjain tugas," sambung Aksa yang kemudian menuju kamar nya yang berada tepat di samping kamar Adik nya tersebut.

"Bunda sama Papi belum pulang?" tanya Gavin.

Acha menggelengkan kepalanya. "Belum, kaya nya sih bentar lagi," jawab Acha.

"Ya udah di makan ya makanannya, jangan lupa," ujar Gavin "Gue cabut dulu, ada urusan di markas soal nya bye Cil."

"Bye Gavin," ujar Acha melambaikan tangan nya.

******

Seorang pria  yang kini berbaring di atas kasur big size nya, ia menatap Langit-langit di sana.

"Bunny? Hmm lucu," ujarnya sambil tersenyum tipis mengingat kejadian tadi sore.

"Dia cantik banget astaga, anak nya tante Anastasya emang nggak ada tandingan nya," batin pria tersebut.

Edgar Edison nama pria yang mempunyai mata berwarna biru tersebut.

Edgar mengambil benda pipih yang ada di samping nya, ia membuka salah satu aplikasi yang ada di ponselnya tersebut.

ia mulai memasukan username di kolom pencarian di instagram. Ia pun menemukan akun yang sedang ia cari, pria tersebut men scroll ke bawah akun tersebut.

Ujung bibir nya terangkat. "Cantik," ujar edgar, satu kata yang sebenarnya tidak bisa menjabarkan berapa cantik nya gadis tersebut.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang