part_7

489 171 44
                                    

Pria tersebut melirik ke arah spion yang melihatkan Acha yang sedang memejamkan matanya menikmati hembusan angin sambil tersenyum.

Pria tersebut membentuk lengkungan di wajah nya.

"Lo adek nya Aksa kan?" tanya pria tersebut memecahkan keheningan.

Acha yang mendengar tersebut pun kaget. "Iy-iya gue adek nya Aksa," jawab Acha.

Bagaimana cowok ini bisa tau? Apakah cowok ini merupakan teman Aksa? Begitu banyak pertanyaan yang menghantui dirinya.


"Lo kenal sama kak Aksa?" tanya Acha.

"Kenal," jawab pria tersebut.

"Lo temen nya?" tanya Acha.

"Bukan," jawab singkat pria tersebut.

"Kalo bukan temennya Kak Aksa terus siapa nya dong?" batinnya.

******

Gavin semakin menambah kecepatan nya, tempat yang terfikir oleh nya adalah halte sekolah.

Ya, kemungkinan jika Acha belum pulang dia masih menunggu di halte berharap ada ojek yang lewat walaupun itu mustahil karena hari sebentar lagi akan turun hujan.

Gavin memberhentikan kendaraannya di halte, namun nihil tidak ada tanda-tanda Acha masih di sana.

Ia pun lalu mengeluarkan benda pipih yang ada di saku celana nya, Ia Membuka salah satu aplikasi dan memencet tombol panggilan.

"Bocil lu kemana sih? telpon gue juga nggak di angkat," ujar Gavin frustasi.

Ia tidak tahu lagi harus mencari Acha kemana lagi, Bingung sudah pasti dari tadi ia sudah berkeliling namun tidak menemukan Acha.

Sesuatu terlintas di pikir nya, ia pun langsung memasukkan benda pipih tersebut di dalam saku nya.

Ia pun langsung melajukan motor nya. "Gue harap lo nggak kenapa-napa chil," batin Gavin.

******

Acha pun turun dari motor pria tersebut dan langsung membuka helm yang ia kenakan.

Acha tersenyum kepada pria tersebut, "Thanks ya udah mau anterin gue, kalo nggak ada lo mungkin gue masih ada di halte," ujar Acha.

Pria tersebut tersenyum di balik helm yang ia kenakan. "Iya sama-sama,"ujar pria tersebut.

"Oh yaa kenalin gue Acha," ujar Acha seraya menjulurkan tangan nya.

"Gue udah tau," ujar pria tersebut.

"Lo tau dari mana?" tanya Acha menurunkan tangannya, malu sekali rasa nya tidak di Terima uluran tangannya.

"Rahasia."

"Lah kok malah main rahasia-rahasiaan sih?"

"Ya nggak apa-apa kan?"

"Ya udah deh kalo gitu ... nama lo siapa? Kan gue belum tau?"

"Nama?"

"Iya nama. Yaudah deh, gue panggil lo bunny aja gimana? " ujar Acha.

Bunny, panggilan yang acha berikan untuk cowok itu.

"Bunny?"

Acha mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gue cabut dulu," ujar pria tersebut berpamitan dengan Acha.

"Hati-hati bunny nya Acha," ujar Acha seraya menjinjitkan kaki nya dan menepuk-nepuk helm yang di kenakan pria tersebut.

Sang empunya pun tersenyum di balik helm nya.

Hujan pun mulai turun, Acha mendongakkan kepala nya.

"Lo masuk gih, hujan udah turun,"perintah pria tersebut.

Acha pun menurut ia langsung menuju rumah nya dan kemudian masuk kedalam nya, pria tersebut langsung melajukan motor nya dan pergi entah kemana.

Tanpa disadari, Gavin sedari tadi memperhatikan mereka dari kejauhan, ya tepat nya pada saat Acha memberi nama panggilan untuk Pria tersebut dengan embel-embel Bunny.

"Tu orang siapa? Kok kenal sama bocil? Baru liat gue tu orang?" monolog Gavin.

"Syukur deh kalo Acha nggak kenapa-napa," batin Gavin. Lalu melenggang pergi.

******

Suasana rumah sepi hanya ada empat orang satpam yang bergaja di bagian depan dan tiga orang lain nya menjaga di belakang.

Sedang kan Bik Inah tidak kelihatan sedari tadi. Bik Inah adalah seorang pembantu di rumah Acha, ia sudah bekerja selama 17 tahun lama nya. Sama dengan usia Acha saat ini.

Lalu bagaimana dengan Papi, Bunda dan Kakak nya?

Gabriel sedang sibuk di kantor nya. Anatasya sedang berada di butik milik nya, dan Aksa, di tengah perjalanannya mencari sang adik tiba-tiba saja ia di telpon oleh dosen nya. karena banyak sekali kegiatan yang tidak bisa di ganti kan oleh nya dan membuat nya pulang sedikit terlambat dari biasanya.

Acha yang kini sudah berada di kamar nya pun langsung mengganti seragam nya dan lalu merebahkan diri di kasur milik nya.

Acha mengambil ponsel milik nya yang ada di dalam ransel. Banyak sekali notifikasi dari Kakak nya Aksa dan juga Gavin.

Gavin😺

Cil lu dimana?

Lu masih di halte?

Maaf yaaa....

Maaf banget

Cil jawab

Kalo lo lagi kesel sama gue kesel aja nggak papa

Tapi plis bales

Lo mau makan apa?

Ruth's Chris Steak House? Curry fish head? Pai tee?

Atau apa? Bilang aja ntar gue yang bayar.

(Read)

Acha tersenyum simpul membaca pesan dari sahabat nya itu. Lucu, ya itulah Gavin. Sikap cuek nya seakan hilang jika dengan Acha.

Acha tidak membalas pesan dari Gavin, gadis tersebut sangat senang jika membuat sahabat nya yang satu itu khawatir.

Acha meletakan benda pipih tersebut di atas nakas, dan kemudian menarik selimut nya dan memejamkan matanya lalu tertidur pulas.

Hujan turun begitu deras membuat nya langsung pergi ke alam mimpi.

Hay semua absen yuk
Kalian dari kota mana nih?
Kalo aku di Kalbar

Heheheh gimana? Suka sama part ini?
Udh dapat feel nya belum?
Kalo suka vote donk , jangan lupa comen
Bye guys.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang