Part_34

167 34 2
                                    

Di dunia ini penuh dengan challenge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dunia ini penuh dengan challenge. Semakin kita beranjak dewasa, semakin banyak juga chalenge yang harus kita lewati. Ubah mindset kamu dan coba berbagai chalenge lainnya. try to see through a different lens. so never stop trying

~Xavier Demetrio

*

*
*
*
*
*

"Gue udah tau siapa yang bunuh Airyne." Ray yang sedang menulis itu pun, sontak menghentikan kegiatannya saat ucapan tersebut terlontar dari mulut Xavier.

"Lo beneran tau siapa pelakunya?"

Xavier mengangguk. "Iya, gue tau. Dan untuk memastikan itu, gue butuh bantuan lo."

"Apa?" Ray semakin penasaran dengan itu.

"Lo harus pura-pura tertarik sama dia. Karena yang gue tau, dia suka sama lo. Jadi kalo lo pura-pura deket sama dia, itu memudahkan kita untuk membongkar kebusukannya," kata Xavier. "Gimana? Lo tertarik bekerja sama dengan gue?"

Ray mengangguk. "Gue setuju." Keduanya melakukan tos.

Sedangkan di lain tempat, Daniel dan Nora sedang membaca buku di perpustakaan. Sebenarnya ini hanyalah taktik untuk mendekati gadis itu.

Daniel sangat tertarik dengan Nora, yang tak lain adalah teman kelas Acha. Namun, gadis itu adalah tipikal orang pendiam, ia juga tidak memiliki teman. Setiap hari ia habiskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah.

Sudah habis tiga buku yang Daniel baca, tapi tidak ada satu pun yang menarik. Ya, bayi dirinya hanyalah Nora yang mampu menarik perhatiannya.

"Ra?" panggil Daniel, sang empunya pun menoleh.

"Apa?" sahut Acha.

Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Em ... anu, i-itu lo gak temenan sama Acha?" tanya Daniel tampak gugup. Ia hanya takut jika dirinya salah berbicara.

Pertanyaan dari daniel, tentu saja menarik atensi gadis itu. "Emangnya Acha mau ya, temenan sama gue?"

"Gimana lo mau tau, kalo lo aja gak mau nyoba. Nanti gue bilangin ya sama Acha. Biar llo ada temennya." Nora menarik ujung bibirnya, sehingga membentuk lekukan.

"Iya, gue mau."

Setelah dari perpustakaan, Daniel mau pun Nora kini berniat mencari Acha. Keduanya tahu betul jika pada jam istirahat begini, pasti cewek dengan rambut panjang itu sedang berada di kantin.

"Nah itu, Acha. Yuk kita samperin." Daniel menggenggam tangan Nora, dan berjalan menuju Acha yang ada di sana.

"Cha, Nora mau ngomong nih sama lo."

Acha menatap keduanya sambil berkata, "Mau ngomong apa?"

"Boleh gak kalo gue temenan sama lo?" Pertanyaan dari gadis itu, membuat Acha dan Senja saling pandang.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang