Kini mereka pun sampai diperkarangan rumah Acha. Acha pun langsung turun dari motor. "Thanks ya Vin udah mau ngajak gua jalan-jalan," ujar Acha.
"Iya sama-sama Cil."
"Kalo gitu ... gua masuk dulu ya. Papay Gavin," ujar Acha, kemudian berlari menuju rumah nya.
"Ehh ... Cil," panggil Gavin dengan sedikit berteriak.
Acha pun langsung berbalik ke arah sumber suara
"Kenapa? mau ngajak gua jalan-jalan lagi?" tanya Acha dengan pede nya.
"Bukan, itu helm gua belum lu kembaliin," jawab Gavin seraya menunjuk helm yang ada di kepala gadis tersebut.
Itu lah mengapa kita dilarang untuk terlalu pede, jika sudah begitu kan jadi malu sendiri.
"Oh iya, hehe lupa," ujar Acha cengengesan.
"Ini helm nya, yang mulia Gavin Baskara yang terhormat," ujar Acha seraya memberikan helm kepada temanya tersebut. Dan tidak lupa ia memanggil Gavin dengan embel-embel 'Baginda' seperti yang ada di film kerajaan-kerajaan favorite nya.
Gavin tersenyum malu "Sa aye lu Bocil. Dah lah gua pamit dulu bye."
Acha pun masuk kedalam rumahnya dan mendapati anggota keluarga nya yang sedang asyik menonton salah satu acara televisi.
"Assalamu'alaikum, Acha yang cantik bagai princess Aurora yang tiada tara pulang," ujar Acha sambil mengibaskan rambut nya dengan anggunly.
kemudian ia menghampiri bunda nya yang sedang menonton siaran televisi bersama papi dan kakaknya.
"Pulang sama siapa tuh? kok sampe seneng gitu?" tanya Anastasya penasaran.
"Pulang ama Gavin," jawab Acha kemudian beralih mencium tangan papi nya.
"Kemana dulu tadi?" tanya Gabriel.
"Biasa anak muda, jalan-jalan dulu ye kan," jawab Acha.
"Ckk temenan elit, jadian sulit," ujar Aksa.
"Ptttt sulit nggak tuh?" goda Gavariel menahan tawanya.
"Apaan sih, dari pada Kak Aksa tuh friendzone sama kak Mawar," sindir Acha.
Mengingat, Mawar adalah salah satu teman satu kampus Aksa yang mengambil prodi kesehatan. Aksa mulai menyimpan rasa terhadap gadis tersebut sejak jaman ospek.
Flash back
Aksa menarik nafas dengan panjang, entah kenapa sedari tadi jantungnya berdetak kencang.
Grogi, itu yang ia rasakan sekarang. Apakah ini rasanya ketika ingin mengungkapkan perasaan yang selama ini kita pendam terhadap seseorang yang kita dambakan?
Aksa menatap gadis yang ada dihadapan nya. "Mawar," panggil Aksa.
Gadis tersebut menaikan satu alisnya "Iya, kenapa?" tanya Mawar.
"Gue ..."
"Ehemm, lo kenapa?" tanya Mawar.
"Gue, suka sama lo," ujar Aksa .
Gadis yang ada di hadapan nya saat ini, tampak tidak percaya apa yang barusan diucapkan oleh pria tersebut.
Seorang Aksara yang dikenal cuek, dengan kepribadian yang dingin, saat ini sedang menyatakan perasaan kepadanya?
What? Kenapa bisa? Sejak kapan pria tersebut menaruh rasa terhadapnya?
"Oke, gua apresiasi atas kejujuran lo. But ... I'm sorry, buat saat ini gua nggak bisa," ujar gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPOLIST (On Going)
Teen FictionBismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum semua balik lagi Sama ily jangan sampe bosen ya ikutin ceritanya "WARNING: TYPO BERTEBARAN!!" "PLAGIATOR HARAP MENJAUH!" ⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA DAN HARGAI KARYA AUTHOR DENGGAN VOTE+COMENT DI SETIAP PAR...