Ok aku mau ngingetin kalian buat yang belum follow, follow dulu. Yang udah follow atau pun yang baru baca jangan bosen ya baca cerita aku, and jangan lupa tinggal kan jejak.
Jangan lupa juga buat follow akun di bawah ini
Ig: xxmlyana____
TikTok: Authormengceoszee
Twitter: Xabiruqueenzee
Happy Reading guys
"Ohh ya .... kenalin ini Gavin wakil dari Antariksa," ujar Ray seraya menyenggol pelan bahu Gavin yang ada di sebelah nya.
Gavin mengulurkan tangannya
"Gavin."
"Edgar."
"Jadi gimana sama sekolah lo?" tanya Ray.
"Gue sebelum balik ke sini udah urus surat pindah, so ... besok udah mulai sekolah," jawab Edgar.
Ray yang mendengar penjelasan dari Edgar itu pun menganggukkan kepalanya.
Para anggota inti Antariksa maupun Anggota inti dari Conggario sedang asyik berbincang-bincang yang tdak luput dari gelak tawa mereka masing-masing.
Entah apa yang sedang mereka bicarakan namun, nampak nya itu merupakan salah satu cara agar bisa mengeratkan tali silaturahmi masing-masing.
Ditengah-tengah pembicaraan mereka tiba-tiba saja ponsel Xavier berbunyi, ia menggambil benda pipih tersebut yang ada si saku jaket nya.
Ino yang berada di samping Xavier pun melirik ponsel yang sedang di pegang oleh teman nya tersebut.
"Dari siapa Er?" tanya Ino. Anggota yang lain pun beralih melihat kearah Xavier. Raut wajah yang khawatir nampak jelas di wajah pria tersebut.
"Eee ngak, ngak kok ini cuma dari Mami gue. Oh yaa gue pamit pulang dulu kasian nyokap sendiri di rumah. Pasti dia lagi khawatir sama anak bungsu nya ini, udh deh gue cabut dulu ya," jawab Xavier ngasal.
"Yoi, Hati-hati Er," ujar Gavariel.
"Inget-inget jalan pulang rumah Er, jan sampe lu belok lagi ke komplek nya Hazell," ejek Daniel.
"Yoi," balas Xavier sambil mengacungkan ibu jari nya.
"Xavier pacaran sama Hazell?" tanya Ray.
"Lagi PDKT dia," jawab Gavin.
Xavier menghidupkan motor besar nya dan kemudian melaju meninggalkan area balapan.
"Lo kenapa boong sih Er Kalo itu bukan dari nyokap lo?" batin Ino.
******
Sementara Xavier melaju membelah jalanan dengan motor besar nya, pikiran nya saat ini sedang kacau, khawatir yang hampir tidak bisa di kontrol, Iya hanya takut jika Mami nya dalam bahaya. setelah beberapa menit berkendara di jalanan,kini ia pun sampai di Perkarangan rumahnya.
Xavier segera memarkirkan motor miliknya, ia memincingkan matanya ketika melihat mobil berwarna hitam terparkir di depan rumahnya.Ia pun membuka helm yang terpasang di kepalanya dan bergegas masuk kedalam rumah.
"Assalamualaikum Mami Xavier udah pulang," ujar Xavier namun tidak ada jawaban dari maminya.
Bukan yang seperti digadang-gadang bahwa Mami nya yang muncul, melainkan seorang pria sekitar 39-tahunanlah yang muncul dari salah satu kamar dan kini ia perjalan menghampiri Xavier, amarah yang terlihat jelas di wajah pria tersebut.
Ia menatap Xavier dangan tatapan benci, Xavier pun menelan salivanya dengan kasar. Saat pria tersebut berada di hadapan Xavier, tiba-tiba saja sebuah tamparan mendarat di pipi nya.
Plak...
Suara tamparan itu mampu membuat Xavier sontak membulatkan matanya dan memegang pipi sebelah kanannya,ia sudah menduga ini akan terjadi padanya.
Ia mendongkakan kepalanya,nafas pria yang ada di hadapannya saat ini sedang menggebu-gebu. Ia melayangkan tangannya untuk menampar Xavier, namun tangan nya tiba-tiba berhenti.
"Kenapa berhenti Pi? Ayo gampar, gampar Xavier Pi," ujar Xavier. "itu kan ya Papi mau?"
Ya, pria tersebut adalah Ridwan Demetrio pria dengan kepribadian tempramental tersebut merupakan Papi dari seorang Xavier yang dikenal mempunyai sifat yang Penyayang. Berbanding terbalik bukan dengan sifat orang tua nya?
Seorang kepala keluarga yang seharusnya memberikan kehangatan dan kasih sayang terhadap keluarga, namun tidak dengan sosok Ridwan yang malah memberikan kesedihan terhadap keluarganya.
Ridwan menunjuk Xavier dengan jari telunjuknya "Kamu itu nggak guna tau nggak jadi anak, kerjaan kamu cuma main sama anak-anak yang masa depan nya belum terjamin. Sudah berapa kali Papi bilang kalo kamu jangan ikut balapan atau pun nongkrong-nongkrong nggak jelas di luar sana, tugas kamu itu cuma belajar-belajar dan belajar Xavier," ujar Ridwan dengan menekan kata 'Nggak guna' .
Apa selama ini Xavier tidak berguna? Bukankah selama ini yang tidak berguna menjadi kepala keluarga itu adalah Papi nya?
"Emang peduli apa Papi sama Xavier? Papi itu jarang pulang ke rumah, palingan satu bulan satu kali. Itu juga kalo mau, pas udah pulang Papi kaya gini. Marah-marah nggak jelas, sering lempar barang kalo papi lagi ada masalah diluar sana yang bahkan Xavier sama Mami nggak tau, dan Papi mau tau yang paling buat hati Xavier nggak terima? Papi kali pulang ke rumah sering mukulin Mami .... ," ujar Xavier geram sehingga cairan bening lolos membasahi pipinya.
Ridwan yang mendengar itu pun terdiam sejenak.
"TAU APA KAMU TENTANG PAPI HEMM? PAPI DI LUAR SANA KERJA, CARI UANG BUAT KAMU SAMA MAMI KAMU. PAPI MENJALANKAN PERUSAHAAN ITU JUGA KARENA KAMU NGGAK MAU IKUT TERJUN KE DALAM DUNIA BISNIS XAVIER!" bentak Ridwan yang sudah kehabisan kesabaran.Xavier memutar matanya dengan malas,ayolah kenapa harus sekarang? Kenapa malah merembet soal ia yang tidak ingin mengikuti jejak papinya?
"Kenapa kamu sangat berbeda dengan Abang kamu? Dia hebat dalam segala hal, berbeda dengan kamu yang cuma jadi beban di keluarga ini," cemooh Ridwan.
Deg_
Seketika Xavier menegang mencerna semua ucapan yang keluar dari mulut Papinya tersebut,
Sakit rasa nya bila harus di bandingkan dengan seseorang apalagi dengan saudara sendiri.Xavier berbalik dan menatap punggung papinya sebelum benar-benar pergi, dan melajukan mobil miliknya.
*********
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPOLIST (On Going)
Ficção AdolescenteBismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum semua balik lagi Sama ily jangan sampe bosen ya ikutin ceritanya "WARNING: TYPO BERTEBARAN!!" "PLAGIATOR HARAP MENJAUH!" ⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA DAN HARGAI KARYA AUTHOR DENGGAN VOTE+COMENT DI SETIAP PAR...