Part_36

183 25 6
                                    

Sama halnya seperti langit, kau adalah karya seni yang mampu ku pandang selamanya karna keindahan yang kau miliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama halnya seperti langit, kau adalah karya seni yang mampu ku pandang selamanya karna keindahan yang kau miliki.
~Gavariel Enovraline
*
*
*
*
*
*

Setelah mengantar Acha pulang, Ray terlebih dulu mampir ke markas. Di dalam sana, sudah ramai anggota Antariksa berkumpul.

Tadinya, mereka merencanakan untuk night ride, namun karena hari tiba-tiba turun hujan, jadinya mereka berencana untuk kumpul seperti biasa saja.

Berbagai kegiatan mereka lakukan, dari bermain kartu hingga bermain game online, bercanda bersama dan banyak hal lainnya. Bukan tanpa alasan, mereka melakukannya demi menjalin keakraban dan memperkuat persahabatan di antara mereka.

"Oh ya, gue denger ada yang bucin banget nih sama ceweknya," ujar salah stau dari mereka.

Mereka saling pandang, hingga pandangan mereka terhenti kepada Daniel, yang sedang asyik bermain game di smartphone miliknya. Daniel yang merasa diperhatikan pun menoleh.

"Senyuman lo pada kaya Om-om Pridapan tau gak," ucap Daniel, ketika melihat teman-temanya kompak tersenyum smirk dengan kedua mata yang menyipit ke arahnya.

Sontak mereka pun tertawa akiban jokes dari cowok ber-kacamata tersebut.

"Traktir kita semua boleh kali El," kata Gavariel.

"Nah bener tuh. Gak asik banget lo jadi temen, masa jadian nggak traktir kita makan sih," Xavier menambahkan.

Berita tentang Daniel dan Nora berpacaran sudah tersebar luas dengan cepat. Padahal tadinya Daniel ingin merahasiakan ini semua, bahkan Daniel maupun Nora tidak memberitahu siapa pun tentang
hal tersebut.

Tapi karena teman-temanya itu memiliki jiwa Intel yang sangat kuat, dan rasa penasaran yang menggebu-gebu, mau tidak mau Daniel sendiri yang memberi tahu mereka saat pulang sekolah tadi.

"Ogah gue traktir lo pada. Yang ada kartu ATM gue langsung seret," ucap Daniel.

"Ya elah pelit amat sih lo El. Lo mau, kuburan lo sempit gara-gara lo pelit sama kita?" tanya anggota lainnya.

"Server mana lo? jaman sekarang masih percaya aja sama yang begituan," ujar Daniel.

"Udah deh. Buat kali ini, gue aja yang traktir. Gimana?" tanya cowok dengan menggunakan kaos berwarna frappucino, siapa lagi kalau bukan Zaky.

"Nah, ini dia nih. Dari tadi kek Ky," ucap Gavariel.

"Makan gratis kaya gini nih yang gue cari. Cocok banget buat anak rantau kaya gue," timpal seorang cowok yang lebih tua dari mereka. Bang Farel, begitu mereka menyebutnya.

"Anak rantau yang satu ini emang paling beda. Tidur di markas, makan gratis tiap hari. Kerja kagak, jadi beban bersama iya," ujar Dava, bersamaan dengan meneput pundak Bang Farel, membuat seisi markas tertawa. Jokes seperti ini,  memang sudah biasa bagi Bang Farel. Jadi, ia tidak akan ambil hati atas ucapan tersebut.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang