Part_15

307 55 1
                                    

Ray dan Acha sekarang berada di ruang kepala sekolah, sedangkan Grasella, Valleria, dan Hazellia saat ini sedang berada di UKS untuk mengobati tangan nya tersebut. Ray, cowok dengan jabatan ketua OSIS tersebut sangat geram dengan gadis yang kini berada disampingnya. Bukan tanpa alasan, karena gadis tersebut baru satu bulan pindah sekolah sudah berani membuat keributan apa lagi sampai melukai seseorang.

Suasana kini semakin tegang ketika Kepala sekolah atau yang kerap disapa  Pak Hasbi tersebut masuk ke ruangannya. Sedangkan Acha, gadis tersebut meneguk saliva nya dengan susah payah. Bukan karena takut, ia malah kelihatan santai sambil duduk menyilang kan kakinya.

"Apa yang kamu lakukan sehingga kamu berani membuat keributan, dan melukai Grasella?" tanya Pak Hasbi tanpa basa-basi.

"Seharusnya Bapak tanya kepada anak Bapak, apa yang dia lakuin ke Senja," jawab Acha.

"Bisa-bisa nya kamu berbicara seperti itu. Setelah apa yang kamu lakukan ke pada anak saya," ujar Pak Hasbi menahan amarahnya.

"Emang bener kan? Grasella duluan yang mulai. Dia yang bully Senja, bukan saya. Dan kejadian itu juga banyak di saksikan sama yang lain," ujar Acha.

Pak Hasbi tersenyum miring "Apa kamu ada bukti jika Grasella biang kerok nya? Bahkan Senja sendiri yang bilang sama saya, bahwa kamu lah yang membully dia," ujar Pak Hasbi.

Acha memutar matanya matanya malas. "Gimana mau ada bukti, kalo mulut mereka dibayar sama anak Bapak," ujar Acha.

Acha sangat yakin jika anak-anak dibayar oleh Grasella.

"APA MAKSUD KAMU BERBICARA SEPERTI ITU? SUDAH JELAS-JELAS KAMU YANG SALAH DISINI, MALAH MAU MENYALAH KAN ORANG LAIN!" teriak Pak Hasbi yang sudah kehabisan kesabaran menghadapi murid nya tersebut.

"Bapak kalo anak nya salah jangan dibela dong Pak, nanti anak nya makin menjadi-jadi," saran Acha dengan nada mengejek.

Ray membulatkan matanya."Bisa-bisa nya nih anak ngelawan, gue anak yang punya sekolah aja nggak berani ngelawan Pak Hasbi," batin Ray.

"Kamu saya skorsing selama satu minggu," ujar Pak Hasbi kehabisan kesabaran.

Acha tersenyum. "Bapak kira dengan bapak skor saya, saya bakal mohon-mohon supaya nggak di skor sama bapak? Nggak pak, saya malah seneng bapak skor. Karna apa? Karena selama itu juga saya nggak liat muka sampah anak bapak itu," ujar Acha lalu melenggang pergi keluar kantor kepala sekolah tersebut.

(Ekspresi Acha ketika dia di skorsing selama seminggu penuh)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ekspresi Acha ketika dia di skorsing selama seminggu penuh)

"Dikira gue bakal nangis pas di skor, nggak yaah gue malah seneng karena gue bisa maraton wattpad kesukaan gue plus begadang sepuasnya tanpa harus takut kesiangan besok nya," gumam Acha yang masih terdengar oleh Ray yang berada tepat di sampingnya.

Ray sempat mematung ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut gadis tersebut. Sampah? Setidak suka itukah Acha ke pada gadis tersebut?
Ia beralih menatap kepala sekolah tersebut "Kalau begitu, saya permisi dulu pak," ujar Ray, Pak Hasbi mengangguk.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang