Part_23

270 53 6
                                    

Jangan pernah percaya sama orang, bahkan orang yang paling deket sama lo berpotensi besar untuk nyakitin nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah percaya sama orang, bahkan orang yang paling deket sama lo berpotensi besar untuk nyakitin nantinya.

~Xavier Demetrio

*
*
*
*
*

"BUNDA .... BUNDA DIMANA? ADEK UDAH TELAT BUN," teriak Acha, yang baru saja bangun dari tidurnya ketika melihat jan di atas nakas.

"Aduh apa sih Dek? Pagi-pagi udah teriak-teriak. Kenapa?" tanya Anatasya yang saat ini berada di kamar anaknya.

"Bunda Adek udah telat Bun, gimana dong?" tanya Acha.

"Ya kalo udah tau telat ngapain masih di sini,cepetan sana mandi terus siap-siap."

"Ih Bunda kenapa gak bangunin Acha sih."

"Lah? Bunda nggak salah denger? Tadi Bunda udah bangunin, Adek nya aja yang kalau tidur susah dibangunin."

"Bunda stop ngomelnya! Telinga Acha panas dengernya," ucap Acha, kemudian ia buru-buru mandi lalu bersiap.

"Akkhh shit  kenapa kenapa harus telat sih?" ujar Acha, seraya memakai sepatu berwarna putih miliknya setelah itu ia bergegas menuruni tangga.

"Bunda Acha pergi dulu," ucap Acha.

"Eh Cha, sarapan dulu sayang," ujar Anatasya dari dapur

"Udah telat Bun, nanti aja di kantin."

Tepat saat gadis itu keluar rumah, ia sedikit terkejut akan kedatangan pria dengan motor besar yang berada di balik pagar rumahnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Acha.

"Ngepet! Ya jemput lo lah monyet," jawab pria tersebut, Acha lalu mendekat menghampiri pemuda
itu.

"Jemput gue? Lo lagi gak sakit kan?" tanya Acha penasaran. Gadis itu hanya memastikan, siapa tau pemuda ini sedang bercanda.

"Lo nyumpah-in gue sakit?! Udah buru naik! Nanti telat lagi."

Acha hanya menurut dan duduk di jok belakan, pemuda itu pun melakukan motornya membelah jalanan. Tidak ada percakapan lagi diantara mereka.

Saat sampai di sekolah, mereka berdua mampu menarik atensi siswa-siswi lainnya. Sebagian dari mereka barat melihat pemandangan itu, bukan kah terakhir kali mereka adu mulut di kantin? Lalu, sekarang mereka berdua tampak sangat akur.

Acha yang merasa diperhatikan dari tadi pun mulai risih. "Apa lo?! Biasa aja kali liatnya!" ucap gadis itu kepada salah satu siswa yang melihatnya

"Buset, cantik-cantik galak amat."

"Bodo amat!"

"Pantes aja gak ada yang mau deket sama lo, ternyata lo galak kaya nenek sihir," ucap Ray terkekeh, sedangkan gadis itu hanya menatap Ray dengan tatapan sinis.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang