Part_17

296 54 1
                                    

Lo cuma partikel kecil yang ada di alam semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lo cuma partikel kecil yang ada di alam semesta. Akan ada masanya dimana gak ada seorang pun yang perduli sama lo. Gak ada yang mau tau step by step kesuksesan lo. Pada akhirnya lo akan tersadar bahwa lo cuma punya diri lo sendiri,dan yang perduli sama lo ya cuma diri lo sendiri gak ada orang lain. Terserah lo
mau melangkah? atau lo mau mundur? atau lo mau diem di tempat? lo yang memutuskan! kebenaran pahit apa yang kira-kira ngasih lo sebuah kesadaran?

~Nafisya Syaquell Ivander Caittline

*
*
*
*
*
*



Setelah selesai berbelanja Acha dan Edgar menuju parkiran dengan membawa beberapa kantong kresek berisikan barang-barang gadis tersebut. Dari jarak beberapa meter Pak Budi yang tengah duduk di samping mobil itu pun melihat kedatangan Acha dan bergegas untuk membuka bagasi mobil.

Sesampainya di mobil milik gadis itu, mereka pun langsung menaruh kantong kresek tersebut di dalam bagasi. Acha melirik pemuda dengan seragam sekolah yang berada disamping nya, merasa diperhatikan oleh gadis itu Edgar pun menatapnya dan menaikan satu alisnya.

"Makasih ya karna udah mau bantuin gue," ujar Acha penuh arti.

"Sama-sama, oh ya. Lo habis ini ada acara gak? Atau lo mau langsung pulang?" tanya Edgar.

"Sebenernya gak ada acara sih, emangnya kenapa?" jawab Acha.

Edgar tersenyum mendengar jawaban dari gadis itu. "Mau jalan?" tawar pemuda tersebut.

Acha pun tersenyum kemudian mengangguk, pertanda ia menyetujui ajakan temannya itu.

"Emmm Pak, Bapak pulang dulu aja ya. Nanti kalo Bunda nanya, bilang aja Acha lagi jalan sama temennya," ucap gadis tersebut.

"Sama pacarnya juga gak papa kali Non," ujar Pak Budi sambil menutup bagasi mobil.

"Apan sih Pak Budi bisa aja deh," kata Acha.

"Doain aja ya Pak," ujar Edgar sambil tersenyum kepada Pak Budi.

Acha yang mendengar itu pun sontak membulatkan matanya, bagaimana tidak? Liat saja karena ulah nya, pipi gadis tersebut merah bak kepiting rebus.

"Apan sih?" ujar Acha salah tingkah.

Edgar mendekatkan tubuhnya kepada gadis itu. Sangat dekat bahkan hembusan nafas dan wangi mint dari cowok tersebut Acha rasakan. "Lo mau kan?" tanya Edgar.

"Mau apa?"

Edgar tidak langsung menjawab, ia masih setia menatap mata gadis yang ada di hadapannya kini.

"Jadi tukang supir pribadi gue."

Detik itu juga Acha memukul pelan lengan Edgar. "Rese ya lo," ucap gadis itunya sambil memanyunkan bibirnya.

NEOPOLIST (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang