Usia kandungan Anya sudah memasuki bulan kesembilan. Hal itu membuatnya semakin susah untuk mengurus dan mengantar Ashley pergi ke playgroup.
Hal itu tentu mencuri perhatian Heeseung.
"Cari baby sitter ya? Khusus untuk Ash-"
"No. I said no" tegas Anya.
"Berulang kali aku bilang ke kamu kalau aku gak mau pake baby sitter untuk Ashley. Ashley harus berkembang sama kita, bukan sama baby sitter atau orang lain"
Heeseung menghela nafasnya, "Aku khawatirnya sama kamu Nya. Kondisi kamu sekarang ini sangat tidak memungkinkan kamu untuk urus Ashley lagi"
"Wich part that you don't understand sih? Aku tegasin aku gakmau Ashley tumbuh sama orang lain" bentak Anya.
"Hei, Ashley tinggal sama kita. Tidur pun masih sama kita berdua, baby sitter hanya untuk mengurus dan mengantar jemput kegiatan Ashley diluar kalau aku gak sempet"
Heeseung mengelus kedua pipi Anya, "Kalau kamu yang handle semuanya....kamu bakal drop dan ngaruh ke kandungan kamu. Aku gakmau itu terjadi"
"Tapi otomatis Ashley bakal lebih banyak waktu sama baby sitternya ketimbang aku dong? Kalau Ashley gakmau main lagi sama aku gimana? Kalau Ashley lupain aku gimana? Kalah Ash-"
Heeseung memeluk erat Anya yang sedang menangis tersedu-sedu. Ketakutan Anya akan hal itu membuat Heeseung bingung harus bersikap bagaimana.
Anya mengalami baby blues syndrom.
"Gak. Gakboleh mikir kayak gitu.." ucap Heeseung dengan sangat lembut.
"Gakmau pake baby sitter" isak Anya.
Heeseung mengangguk dan mengelus kepala sang istri untuk menenangkannya.
"Kalau kamu tetep pake baby sitter untuk Ashley, aku mau bunuh diri aja"
"Enggak....aku gak akan pake baby sitter untuk Ashley. Udah ya?" Anya mengangguk.
Tangisan Anya mulai mereda. Ia kembali tersenyum sambil mengelus perutnya, biasanya jika Anya bersikap seperti itu tandanya Anya sedang mengidam.
"Mau apa sayang?" tanya Heeseung sambil mengelus perut besar Anya.
"Aku tiba-tiba mau slime. Tapi harus yang di kids station, slimenya harus satu troli dan warnanya harus tosca semua"
Permintaan Anya barusan membuat Heeseung tersenyum pasrah.
"Ok. Jemput Ashley dulu ya cantik"
"Ashley, di sekolah banyak temen gak sayang?"
"Banyak mama! Temen Esleyy banyak nget!"
Anya tertawa pelan sambil mengelus lembut pipi putri kesayangannya.
Pandangan Ashley tak pernah lepas dari perut besar sang ibu. Tangan mungil itu memegang perut Anya dengan hati-hati lalu tertawa kecil.
"Adek Esley!"
"Iyaa sayang, ini adiknya Ashley.."
"Mama kita mawuu kemana mama? Esleyy pel!"
"Ashley laper? Heeseung? Kita ke mall terdekat aja deh, kasian Ashley udah laper"
Heeseung mengangguk.
Sesampainya di mall, mereka langsung menuju restaurant fast food kesukaan Ashley. Heeseung maupun Anya tampak sangat senang melihat putrinya yang makan dengan begitu lahap.