Heeseung dan Ashley saling berpelukan menunggu kabar baik dari dokter tentang Anya. Mereka menangis bersama, walaupun Ashley tidak mengerti mengapa Heeseung menangis.
Namun yang membuat Ashley menangis karena ia merasa iba melihat Anya.
"Papa...mama kok akit muyuu?? Hikss"
Pelukan Heeseung semakin erat, ia juga terus saja mencium kepala putrinya.
"Ashley, papa boleh minta tolong nak?" Ashley mengangguk.
"Kita doain mama ya? Semoga mama cepet sembuh"
Ashley kembali mengangguk sambil mengangkat kedua tangannya.
"Yatuhan...cembuhinn mama Esleyy dongg, kaciann mama cuka akit. Esleyy mohon yatuhann. Amin"
Heeseung ikut berucap 'Amin' lalu kembali memeluk putrinya.
Bertepatan dengan itu, dokter yang menangani Anya menghampiri Heeseung. Jika dilihat dari wajahnya, Heeseung yakin sang dokter datang untuk membawa kabar buruk.
"Mr. Lee...it seems Mrs. Lee's illness is getting worse"
(Tuan Lee...sepeetinya penyakit nyonya Lee semakin memburuk)Heeseung semakin melemah, ia menutup wajahnya dan semakin menangis.
"Do your best doc, I trust you"
(Lakukan yang terbaik dok, saya percaya kamu)"I'll try my best"
(Aku akan mencoba yang terbaik)Setelah kepergian sang dokter, Heeseung berjalan sambil menggendong putrinya. Ia mengintip sang istri yang penuh dengan berbagai macam alat dokter yang membuat Heeseung merasa sangat sedih dan hancur.
Kenapa nasib kamu berakhir kayak begini Nya? Bahkan aku belum buat kamu bahagia..
"Papa, mama bicaa cembuh kan papa???"
Heeseung mengangguk, "Makanya Ashley harus selalu doain mama ya? Ashley gakmau kan mama sakit terus nak?"
Ashley menggeleng.
Tak lama setelah itu Sunghoon, Gaeul, juga Ariel yang berada dipelukan Sunghoon datang.
Gaeul menatap Heeseung dengan penuh rasa kebencian. Namun tidak dengan Sunghoon.
"Hoon gue-"
"Ini tuh gara-gara kamu Heeseung" tekan Gaeul.
"Gaeul udah...udah takdirnya Anya" tegur Sunghoon dengan halus.
"Gakbisa Hoon! Ini tuh karena Heeseung. Kalau aja dia gak simpen foto Karina dan Anya yang nemuin itu, mungkin Anya gak bakal drop dan gak bakal masuk rumah sakit"
"Gaeul udah"
Air mata Gaeul terus berjatuhan, "Aku sayang Anya Hoon. Aku sayang banget sama Anya yang aku udah anggep kayak adik kandung aku sendiri"
"Kamu juga harus tau Hoon, sahabat baik kamu si Heeseung ini pernah main gila sama baby sitternya Ashley yang udah ngebuat adik kandung aku bunuh diri!"
Sunghoon menatap tajam Heeseung, ia sedikit menggeleng kepalanya.
Kenapa lo jahat banget ke adek gue Heeseung..
"Masih mau belain Heeseung? Udah sakit kamu berarti" final Gaeul.
"Maafin gue Hoon" lirih Heeseung.
"Gue gaktau harus respon gimana Hee, gue..kecewa banget sama lo"
Heeseung menundukkan kepalanya dan semakin merasa bersalah dengan semua perbuatannya selama ini pada Anya.
Sekarang, hanya keajaiban lah yang bisa mereka tunggu untuk kesembuhan Anya.
Gaeul melihat keadaan Anya dari jendela, matanya menyipit melihat pergerakan Anya.
"Anya udah sadar"
Dengan terburu-buru mereka memasuki ruang rawat Anya dan bersyukur karena mata Anya terbuka.
"Anya.." lirih Heeseung sambil mengecup kening Anya.
"Ariel" ucap Anya sambil menatap Heeseung.
Sunghoon langsung menaruh Ashley diatas Anya, dengan susah payah Anya mengangkat kedua tangannya lalu memeluk serta mengelus punggung putri bungsunya.
Ia menangis, Anya benar-benar menangis.
"Maafin mama...mama harus pergi" bisik Anya sambil mengelus kepala Ariel.
"Esleyy uga peyuk!!"
Anya menoleh lalu menatap wajah putri pertamanya, ia semakin menangis mengingat bagaimana ia membesarkan Ashley selama dua tahun tanpa bantuan siapapun.
"Ashley..sini sayang.."
Anya memeluk kedua putrinya dan terus mengucap kata maaf.
Heeseung yang mengerti pun semakin menangis.
"Anya kamu bisa Anya" tangisan Heeseung semakin pecah sambil mengenggam erat tangan Anya.
Anya menggeleng, "Udah waktunya"
"Gak..gak..." frustasi Heeseung.
Heeseung memeluk Anya dan kedua putrinya, Heeseung juga mencium lama bibir Anya hingga ia tidak merasa lagi deruhan nafas Anya.
Jantung Heeseung rasanya seperti berhenti berdetak, ia menatap wajah cantik Anya yang sedikit tersenyum.
"Anya......" Heeseung kembali menangis.
Tubuh Sunghoon melemas, ia menangis sambil memeluk Gaeul. Sunghoon benar-benar shock.
"Anya.."
Heeseung masih tidak percaya ini.
Anya meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Dua tahun sudah setelah kepergian Anya, Heeseung dan kedua putrinya mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Anya.
Semenjak kejadian dua tahun lalu, Heeseung menjadi sangat berantakan dan seperti tidak memperdulikan kondisi kesehatannya.
"Anya..aku dateng Nya"
Ashley memeluk nissan Anya, "Mama, Ashley kangen banget sama mama. Ashley udah lancar loh ngomongnya...Ashley juga pinter mama di sekolah"
Heeseung mengelus lembut kepala Ashley, dan tersenyum mendengar ucapan Ashley.
"Mmaa??" sahut Ariel sambil menatap Heeseung.
"Iyaa..ini mama sayang"
Ariel tersenyum lebar sambil menatap kuburan Anya.
"Mama ayo pulang, dirumah lebih enak mama daripada disini. Ayo ya mama??" bujuk Ashley seolah-olah Anya bisa kembali kerumah bersamanya.
Ashley menangis tanpa bersuara dan semakin mengeratkan pelukannya pada nissan Anya.
Hal itu membuat Heeseung semakin sedih.
Hari semakin larut, Heeseung menggandeng tangan Ashley untuk pulang. Namun sebelum itu, Ashley menyempatkan diri untuk kembali menoleh ke ke kuburan Anya.
"Mama beneran gakmau pulang?? Yaudah deh, dadah mama...Ashley love you"
Akhirnya mereka kembali masuk ke dalam mobil dan kembali kerumah.
Tbc...