"Theodore," sang pemilik nama berbalik saat seorang pria yang berdiri di belakangnya memanggil namanya. "Kau yakin kau akan membiarkan Nanette begitu saja menduduki tahta Kerajaan Dagmar? Maksudku, aku lihat bagaimana perjuanganmu untuk mendapatkan hati Pangeran Jeffrey. Kau bahkan baru memiliki Sunny setelah bertahun-tahun pernikahanmu. Kau coba pikirkan tentang keselamatan Sunny. Aku dengar Nanette memang gila bahkan sebelum dia menjadi Ratu."
"Entahlah, Yorgo." Theodore membuang muka dari pria yang tak lain adalah Yorgo. Dengan wajahnya yang murung, Theodore kembali berkata "Aku tak tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan Jeffrey sendiri akhir-akhir ini lebih banyak menghabiskan waktunya dengan ayah mertuaku ketimbang dengan putranya sendiri."
"Aku tahu kau pasti resah, Theodore." Yorgo merangkul pundak Theodore sembari menepuk-nepuknya perlahan. "Aku tak tahu mengapa Raja sebelumnya memilih Nanette sebagai putera mahkota ketimbang putra sulungnya sendiri. Nanette bahkan tak berkontribusi terhadap Kerajaan Dagmar, seharusnya ia dikembalikan saja pada Kerajaan suaminya itu."
"Kau benar." ucap Theodore lalu ia menghela nafasnya panjang. "Nanette tak melakukan apa-apa, bahkan dia malah menyatakan perang terhadap Kerajaan Deunia alih-alih memajukan Kerajaan Dagmar seperti yang dilakukannya pada Kerajaan Deunia."
"Theodore," sang pemilik nama menengok pada Yorgo yang kini berdiri tepat di sampingnya. "Nanette selalu memiliki siasat. Kau juga seharusnya begitu."
Di sebuah ruangan yang didominasi oleh warna putih, Nanette terduduk dengan tumpukan berkas-berkas yang ada di atas meja di depannya.
Tangan Nanette mengambil berkas itu satu per satu dan dengan teliti ia memeriksa isi dari berkas itu.
"Ughhh!" Nanette berhenti pada satu berkasnya lalu kemudian ia merenggangkan otot-ototnya.
Nanette lantas beranjak bangun dan berjalan menuju sisi ruangan mengambil sebuah cangkir dari dalam rak dan kemudian kembali ke tempat duduknya.
Ia meletakkan cangkir itu di atas mejanya dan kemudian tangannya bergerak membuka laci mejanya. Pandangan matanya menyapu ke dalam isi laci itu dan kemudian mengambil sebilah pisau kecil dari dalamnya.
Nanette mulai menyayat telapak tangannya dengan pisau kecil itu lalu menampung darahnya pada cangkir yang ada di atas mejanya. Setelah terisi setengah dari cangkir itu, Nanette lantas mengambil sehelai kain yang berada di dalam lacinya dan mengikatkannya pada telapak tangannya.
"Nanette?" saat pria cantik itu hendak menyesap minumannya, seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Masuklah!" ucap Nanette mempersilahkan orang itu untuk masuk. Tak lama kemudian Ryce berjalan menghampiri Nanette dan berdiri di sampingnya.
"Ada apa kau mendatangiku?" tanya Nanette sembari menatap Ryce yang tampak tersenyum padanya.
Ryce lantas meletakkan sebuah berkas ke atas tumpukan berkas lainnya di meja Nanette seraya berkata "Laporan pajak dari kota Helios."
KAMU SEDANG MEMBACA
LONG LIVE THE QUEEN | NORENMIN ✓
FanficNanette, yang kini telah menjadi Ratu Kerajaan Dagmar menyatakan perang terhadap Kerajaan yang dikuasai oleh Jeconiah, Sang Raja yang masih secara sah menjadi suaminya. Di sisi lain, ada orang yang mengincar tahtanya dalam Kerajaan Dagmar. *caution ...