"Apa yang sudah terjadi, biarlah terjadi." Jeconiah kembali mengecup bibir Nanette untuk yang kedua kalinya. Tautan diantara keduanya semakin dalam dengan Jeconiah yang menarik tengkuk Nanette.
Ia dengan sengaja menggigiti belahan bibir bawah pria cantik itu sehingga membuat Nanette membuka rongga mulutnya. Jeconiah yang melihat kesempatan itu lantas melesakkan lidahnya masuk ke dalam mulut Nanette, mengabsen deretan gigi pria cantik itu.
Setelah beberapa saat kemudian, Nanette merasa pasokan oksigennya yang semakin menipis lantas ia menepuk dada Jeconiah dengan kedua tangannya yang terikat. Jeconiah yang mengerti dengan isyarat Nanette lantas melepaskan tautannya dengan Nanette sehingga terbentuk benang salivanya diantara keduanya.
"Sweet," Jeconiah mengusap bibir Nanette dengan lembut saat pria cantik itu tengah meraup udara sebanyak-banyaknya. "than sugar."
Jeconiah kemudian mengambil pisau yang menancap pada sandaran kursi itu lalu memotong ikatan pada kaki Nanette.
"Jeconiah," Nanette tampak tak yakin saat Jeconiah hendak mengangkat tubuhnya ala bridal style. "Kau masih belum kuat."
"Benarkah?" Jeconiah tak menghiraukan Nanette dan terus mengangkat tubuh mungil Nanette keluar dari ruangan itu. Kakinya bergerak menaiki anak tangga hingga akhirnya sampai di kamarnya.
Jeconiah lalu merebahkan tubuh mungil Nanette di atas ranjangnya dan kemudian mulai menindih tubuh mungil Nanette sebelum akhirnya ia kembali melumat bibir tipis Nanette sembari menyesapnya.
Tautan diantara keduanya terus berlanjut sampai beberapa saat. Saat Jeconiah melepaskan tautan diantara keduanya, ia menatap lekat-lekat kedua manik mata hazel milik istrinya itu. "Apa saja yang sudah terjadi antara kau dan Ryce? Apa kau bercinta juga dengannya?"
"Tak ada," Nanette dapat melihat Jeconiah yang menatapnya dengan lembut. Kedua tangannya bergerak membelai lembut wajah Jeconiah lalu kembali berkata "Aku hanya melakukannya denganmu,"
"dan sekali dengan Jasper." Nanette memalingkan wajahnya saat menyebut nama Jasper.
"Jasper?" Jeconiah meraih wajah Nanette membuatnya menatap pada Jeconiah.
"Yah, salah satu dosaku di masa lalu." ucap Nanette sembari mengedikan kedua bahunya.
Jeconiah hanya terkekeh. Ia mengusak surai berwarna pirang milik istrinya itu lalu mengecupi keningnya.
"Kukira kau hanya berpura-pura mencintaiku." Nanette kembali memalingkan wajahnya. "Kau bahkan mengatakan itu pada Katarina."
"Tampaknya tak ada hal yang bisa kusembunyikan dari istriku ini, ya." Jeconiah masih terkekeh dengan tangannya yang terus mengusap surai pria cantik itu.
"Well," Nanette menyunggingkan senyumannya yang tipis pada Jeconiah. "Kurasa kau melupakan fakta bahwa aku masih menjadi bagian dari keluarga Celesta. Seekor burung gagak yang mengadukannya padaku."
"Kupikir begitu." Jeconiah pun mencubit gemas ujung hidung Nanette sembari menyunggingkan senyumannya sehingga menyipitkan kedua matanya. "Sekali kau menjadi milikku, untuk selamanya kau akan menjadi milikku."
Jeconiah kembali meraup bibir tipis Nanette. Kecupannya perlahan turun pada leher jenjang Nanette dan mulai mengecupinya. Ia juga sesekali menggigit kecil pada kulit leher Nanette dan menghisapnya sehingga meninggalkan bekas kemerahan padanya.
"Mhhhh," sebuah desahan berhasil lolos dari mulut Nanette saat Jeconiah sibuk mencetak tanda pada leher jenjang milik pria cantik yang ada di bawahnya itu.
"Pretty boy," Jeconiah tersenyum dengan puas saat melihat hasil mahakarya tanda merah keunguannya di leher dan tulang selangka Nanette.
Ia juga kemudian menjilati puting merah muda milik Nanette yang sudah tak tertutupi oleh sehelai pun kain. Sementara itu tangannya di bawah bergerak melepaskan celana hitam milik pria cantik itu sehingga membuatnya kini sepenuhnya bertelanjang bulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONG LIVE THE QUEEN | NORENMIN ✓
Fiksi PenggemarNanette, yang kini telah menjadi Ratu Kerajaan Dagmar menyatakan perang terhadap Kerajaan yang dikuasai oleh Jeconiah, Sang Raja yang masih secara sah menjadi suaminya. Di sisi lain, ada orang yang mengincar tahtanya dalam Kerajaan Dagmar. *caution ...