"Aku mungkin sudah mati, Coco." kini sosok Nanette tertunduk. Tangannya yang begitu dingin meraih tangan Jeconiah. Semua itu terasa nyata, bukan sekedar ilusi. Kini, tangannya menuntun tangan Jeconiah menuju perutnya yang masih rata. "Tapi tidak dengan putramu."
"Putraku?" Jeconiah kembali menoleh pada Nanette. Sementara pria cantik itu hanya mengangguk.
"Nanette?" Katarina yang sedari tadi terdiam berlutut kini berdiri dan menghampiri Nanette. "Kau benar Nanette?"
Sementara Nanette hanya memiringkan wajahnya. Lantas Katarina pun kembali berkata "Maksudku, kau sudah mati. Tak mungkin kau jadi seorang vampir, kan?"
Tawa Nanette seketika pecah saat mendengar omongan tak masuk akal yang keluar dari mulut Katarina. "Katarina oh Katarina. Siapa bilang aku mati? Aku hanya sekarat, dan secara tidak beruntung, atau mungkin beruntung, orang-orang mengira aku mati."
"Dan Nana sudah tahu kalau nantinya Nana akan dibunuh?" Jasper pun ikut berjalan menghampiri Nanette. "Pastinya sudah. Nana bahkan memberi ayah pesan terakhir Nana."
"Oh aku hanya sedikit bermain-main, Jasper. Jangan begitu serius." Nanette pun menghampiri Jasper. Ia juga mencubit gemas pipinya.
"Mengurus Kerajaan Dagmar pasti membuatmu lelah, Nanette." pria cantik itu hanya mengangguk saat Jeconiah berkata padanya. Namun tak lama kemudian raut wajah Jeconiah berubah lalu ia kembali berkata "Kau bahkan bermain-main dengan membuat kami khawatir."
"Mungkin sebaiknya aku pergi." Nanette meneguk kasar ludahnya dengan langkah kakinya yang berjalan mundur saat melihat ekspresi wajah Jeconiah yang begitu menyeramkan baginya.
Namun setelah beberapa langkah, tubuhnya secara tak sengaja menabrak meja. Ia meraba-raba meja di belakangnya dengan tangan kirinya, lalu kemudian ia mengangkat tangan kanannya.
"Selamat tinggal!" sekelebat api langsung membakar jubah putih yang dikenakan oleh Nanette sesaat setelah Nanette menjentikkan jarinya.
"Nanette sialan!" Jeconiah mengumpat sejadi-jadinya saat sosok Nanette hilang dari hadapannya. "Jangan gunakan kekuatan sihirmu!"
Sementara itu Jasper menggeleng kecil melihat ayahnya yang tampak kesal setelah dikerjai oleh Nana-nya itu. "Mengumpati istri sendiri itu tak baik, Ayah."
Suasana perpustakaan istana terasa begitu sepi, membuat Jeffrey yang sedang berada di dalamnya merasa lebih leluasa. Menjadi seorang Kaisar tentu bukan berarti bisa bertindak bebas, ada etika dan tata perilaku yang harus dijalankan untuk menjaga martabat Kekaisarannya.
Ia berjalan mengelilingi deretan rak buku yang menjulang tinggi mencari-cari sesuatu yang menarik perhatiannya.
Langkah kakinya kini terhenti pada sebuah kotak tempat penyimpanan surat kabar. Ia kemudian mengambil sebuah surat kabar yang paling atas di kotak itu lalu ia membawanya berjalan keluar dari perpustakaan menuju ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONG LIVE THE QUEEN | NORENMIN ✓
FanfictionNanette, yang kini telah menjadi Ratu Kerajaan Dagmar menyatakan perang terhadap Kerajaan yang dikuasai oleh Jeconiah, Sang Raja yang masih secara sah menjadi suaminya. Di sisi lain, ada orang yang mengincar tahtanya dalam Kerajaan Dagmar. *caution ...