chapter twenty five

642 80 14
                                    

Ruang pertemuan di istana Kerajaan Deunia telah dipenuhi oleh orang-orang baik dari pihak Dewan Bangsawan, Kementerian, dan juga Jeconiah serta Jasper yang hadir di ruangan itu.

"Yang Mulia," Cedric yang ikut hadir di dalam ruangan itu berdiri dan menundukkan wajahnya sejenak. "Kematian Ratu Nanette akan sangat berpengaruh terhadap nasib Kerajaan Deunia."

"Benar, Yang Mulia." ucap Ryce yang berdiri di sebelah Cedric membenarkan perkataan dari Cedric. "Terlebih Raja Jeffrey Arcangel yang baru saja naik tahta sepertinya belum mengetahui kesepakatan diantara Yang Mulia Raja dengan Ratu Nanette."

Sementara itu, Jasper yang duduk di samping Jeconiah mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Kini pandangannya tertuju pada para perwakilan dari Kementrian. "Kalian belum mengadakan pemilihan Menteri baru untuk menggantikan Tuan Damaresh?"

"Belum, Paduka." salah seorang dari pihak Kementrian berdiri dan menunduk sejenak pada Jasper. "Keputusan Tuan Damaresh yang terlalu mendadak untuk ikut bersama Duke Ceolfrith sehingga kami belum membuat persiapan untuknya."

"Baiklah kalau begitu." Jasper mengangguk mengerti. "Tapi segera lakukan. Kita membutuhkan Menteri secepatnya."

"Baik, Paduka." orang itu mengangguk penuh hormat pada Jasper lalu kembali duduk.

"Kita kembali pada permasalahan kita." Jasper yang semula menoleh kini beralih mencondongkan wajahnya ke depan. "Apa yang harus kita lakukan untuk menanggapi Kematian Ratu Nanette?"

"Jangan lakukan apa-apa." Jacob yang sedari tadi terdiam kini mulai angkat bicara. "Entah benar atau tidak tuduhan yang Kerajaan Deunia ajukan pada kita, mereka akan tetap memerangi kita. Jangan buang-buang tenaga kita untuk mengurusi apa yang bukan urusan kita, Paduka. Sebaiknya kita simpan saja tenaga kita untuk berperang melawan mereka."

"Apa kau itu manusia, Jacob?" Ryce menoleh dengan tatapan yang sengit pada Jacob. Ia kemudian berseru dengan suara yang lantang "Ratu Nanette pernah menjadi Ratu kalian. Berkat Ratu Nanette juga lah kalian bisa merasakan utopia bagai Kerajaan Surga. Setidaknya tunjukanlah sedikit rasa terimakasih kalian pada Ratu Nanette!"

"Bagaimana jika pertanyaan itu dibalik, Ryce?" Jacob membalas tatapan Ryce dengan ekspresi wajahnya yang datar. "Dia mengorbankan nyawa seisi kota Faulkner untuk mendapatkan tahta Ratu. Dia juga bahkan membunuh Mendiang Raja hanya karena Mendiang Raja tak berguna baginya."

Mendengar ucapan Jacob, Ryce lantas menggebrak meja dengan sangat keras sehingga seluruh perhatian kini tertuju padanya. Ia kemudian beranjak bangun dan hendak berjalan keluar dari ruangan.

"Ryce!" langkah kaki pria itu terhenti saat Cedric dengan suaranya yang lantang memanggilnya. "Pertemuan itu belum selesai. Kemana kau akan pergi?"

"Kuil." jawab Ryce setelah ia berbalik.

"Kau ingin berdoa pada Pluto agar dia mau mengembalikan jiwa Nanette yang terkurung di dunia bawah?" Jacob tertawa dengan ekspresi wajahnya yang mengejek Ryce. "Sebaiknya kau berdoa saja pada Mars agar ia mau membantu kita memenangkan perang ini."

Sementara itu Cedric yang ada di dekat Jacob berdecak sebal lalu berkata "Ucapanmu tak mencerminkan kebangsawananmu, Jacob."

"Siapa peduli?" Jacob mengedikan kedua bahunya lalu ia kembali duduk. Sedangkan Ryce yang sudah berada di ambang pintu lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

Cedric hanya menghela nafasnya kasar. Menjadi seorang Ketua Dewan Bangsawan ternyata tak semudah yang ia bayangkan. Dulu ia mengira bahwa menjadi seorang Grand Duke yang juga merangkap sebagai Ketua Dewan Bangsawan adalah pekerjaan yang terhormat, ternyata itu sama memusingkannya seperti ia mengerjakan ujian fisika.

LONG LIVE THE QUEEN | NORENMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang