34

13K 811 152
                                    

"cemalam ada cuala belicik. Mae thenapa teliak? Cualana cepelti ini ahh ahh begitu"

"Uhukk uhukk"

Ten tersedak makanan nya. Yups mereka kini tengah sarapan. Tidak disebut sarapan juga karena mereka bangun sekitar pukul 09.00 dan itu pun karena alarm pemanggil dari kamar sikembar.

Johnny memberikan segelas air kepada Ten. Ten meraihnya dan langsung meneguknya sampai habis. Ten menatap kedua putranya.

"Semalam kenapa tidak tidur hm?"

"Tidak bica! Mae belicik!" Sahut hendery

Ten dan Johnny terdiam ketika hendery menjawab Ten dengan lantang. Ten menatap San yang sibuk dengan makanan nya.

"Kakak kenapa tidak menemani adik untuk tidur hm?"

"Kakak cudah temani,cuala Mae caja yang belicik"

"Pfft"

"Diam kau!" Bisik Ten.

Johnny menunduk dan menahan tawanya lalu melanjutkan makannya. Ten merasa bersalah karena anak anaknya mendengar suara tidak senonoh.

"Say-"

"Habiskan makanan mu!"

Johnny diam. Ia tidak berani membantah istrinya. Ia memilih untuk menghabiskan makanannya.

~~~~

"Maee Kakak mau mamam"

San berlari kearah Ten dan memeluk lengan Ten. Ten sedang duduk sofa memudahkan untuk san memeluk lengan putih Ten. Ten tersenyum lalu mengangkat badan san dan memangku putra sulungnya itu.

"Mau Mamam? Kenapa tiba tiba minta Mamam? Kan kakak baru saja mamam dengan-"

"Huwekkk"

"ASTAGA! KAKAK!"

Ten terkejut ketika San tiba tiba muntah membuat baju,celana dan sofa menjadi kotor. Muntah san cukup banyak. Ten panik karena wajah san memucat dan San muntah untuk kedua kalinya.

"Huwekk"

"DADDY!!"

Johnny langsung berlari sembari menggendong hendery. Johnny terkejut karena bau menyengat dan melihat muntah sangat banyak.

"Hei! Ada apa?!"

"Cepat hubungi Dokter Winwin!"

Johnny bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi kakak sepupunya yang bekerja sebagai dokter anak itu.

"Astaga nak, kamu kenapa?"

Ten meraih kain yang ada didekatnya. Membersihkan muntah yang ada di celana dan bajunya. Setelah membersihkan,ia menggendong San membawanya ke dalam kamar mandi. Melepas baju san lalu menyeka San agar badannya tidak lengket akan muntah.

"Kakak setelah ini di periksa bunda Winwin ya"

"Iya Mae"

San terlihat lemas. Ten menatap khawatir pada putra sulungnya. Ten selesai menyeka San. Ia mengangkat badan san lalu mendudukkan san diatas kasur. Dengan cepat, Ten mengambil setelan piyama kecil lalu ia kenakan pada si mungil yang sedang pucat.

"Kakak tidur saja ya, nanti kalau bunda Winwin datang Mae bangunkan"

San hanya mengangguk. Ia langsung merebahkan tubuhnya dan tertidur di kasur kamar Ten. Ten yang melihat san sudah mulai terlelap langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri.



"Masuklah"

Johnny muncul dari luar kamar dengan hendery yang memeluk kaki johnny. Ada lelaki cantik dengan pakaian santainya masuk kedalam kamar dan tersenyum kearah Ten. Ten membalas senyuman itu dan menyambut lelaki cantik itu dengan pelukan.

BABY BOY Johnten✔️ (DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang