35

9.1K 681 64
                                    

TINN

TINN

TINN

AAAAAAAAA

BRAKKKK

"CEPAT PANGGIL AMBULANCE!"

"halo? Ten? Kau tak apa?! Ten! Oh ya Tuhan! Ten jawab aku!"

"Cepat angkut dan bawa ke rumah sakit"

"Bawa ponsel dan semua barangnya"

"SIAPAPUN DISANA ADA APA DENGAN ISTRIKU?!"

"Halo dengan perawat rumah sakit HS. Pasien menjadi korban tabrak lari saat sedang menyebrang. Pasien akan di-"

"AA!"

Ten terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang berpeluh. Ia menatap kosong kearah depan. Ia sibuk mengatur nafasnya. Ia melirik ke arah samping. Johnny tengah tertidur menjadi pembatas kasur agar kedua putranya tidak jatuh.

"Aku mimpi apa? Kenapa akhir akhir ini aku selalu mengalami hal buruk?

Ten mengangkupkan kedua tangannya lalu ia mengusap wajahnya frustasi.

"Oh ya Tuhan sebenarnya apa yang tengah Kau rencanakan?"

Ten memutuskan untuk turun dari kasur dan keluar kamar. Ia melirik jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Ia menghela nafas pelan lalu turun dari lantai atas.

Sudah berapa jam ia ketiduran.


"Aku ingin ramyeon"

Ten membuka lemari dapur atas. Senyuman terukir diwajahnya. Bagaimana tidak,banyak sekali ramyeon dan samyang di dalam lemari itu. Ia memperhatikan suasana ia takut tiba tiba saja johnny datang dan melarangnya untuk memakan ramyeon.

Merasa aman, tangan kecilnya mulai menjulur dan kakinya menjinjit untuk meraih sebuah ramyeon yang cukup tinggi. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal dan rasa menahan sakit pada kakinya. Ah bukan kakinya melainkan jarinya yang kini sudah menjadi bahan tumpuan untuk menjinjit.

"Huh susah sekali! Kenapa dia meletakkan nya sangat tinggi!" Gerutu Ten

Ten mencebikan bibirnya. Pipinya menggembung lucu. Ia hanya menatap sedih kearah lemari atas yang berisi ramyeon itu. Ia tidak bisa memakan makanan kesukaannya itu karena suaminya meletakkannya cukup tinggi.

Ten berjalan menuju kursi meja makan. Ia mendaratkan pantatnya pada kursi mahal tersebut. Ia mengusap perutnya yang masih belum besar itu. Menunduk dan mulai berbicara pada janinnya.

"Suatu saat nanti kau akan memarahi dan membuat Daddy mu menurut nak" tutur Ten

Ten terus mengobrol dengan janinnya. Ia tidak sadar jika ada beruang besar yang sudah mengintipnya dengan menahan tawa sangking gemasnya dengan kelakuan Ten.

"Apa yang kau lakukan Mrs.Seo"

Ten terkejut. Ia membelalakkan matanya bukan terkejut karena apa ia terkejut karena lemari atas yang berisi ramyeon belum ia tutup. Johnny berjalan menghampirinya dan melemparkan senyuman tampannya. Ten sudah berdoa dalam hati semoga johnny tidak menengok kearah atas.

"Kau sudah bangun,mau makan? Kau tidak lapar?"

"Tid-wow"

Ten menegang. Johnny dengan cepat dan membuat gerakan spontan menengok ke arah lemari ramyeon. Ia lalu menunduk lagi dan mengangkat satu alisnya. Ten mengigit bibir bawahnya. Ia gugup sekaligus takut akan marahnya beruang besar dihadapannya ini.

BABY BOY Johnten✔️ (DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang