Ashka mulai sibuk membersihkan semua barang yang ada di meja, dimana sampah bekas Havva dan Orion makan tadi berserakan di sana. Dipungutinya satu persatu kemudian dia masukkan ke dalam tempat sampah terdekat, ekspresi wajah Ashka yang serius saat mengerjakan itu semua membuat Havva dan juga yang lain menatapnya aneh.
"Ngapain sih lo, Ka?" tanya Orion yang sudah mulai jengah dengan Ashka yang menyuruhnya untuk segera berdiri.
Bukan hanya Orion, Havva yang sedang berdiri diam ditempatnya sejak tadi ditarik secara tiba-tiba untuk segera pergi dari sana.
Tak ada satu patah kata pun keluar dari mulutnya, dia hanya berjalan begitu saja membawa Havva membuat Jaya menahan tarikan tangan itu agar gadis itu tidak dibawa pergi lebih jauh entah kemana.
Ashka menarik tangan Havva lebih kuat, "ayo, Va!"
"Mau kemana kak?"
Jaya melepas tarikan tangan Ashka saat melihat pergelangan tangan Havva mulai mengeluarkan bekas kemerahan.
Havva tertarik kearah belakang badan dari Jaya. Orion juga turut pasang badan berdiri di samping Jaya hingga membuat Havva yang berada dibelakang tak terlihat oleh pandangan.
"Gak usah main-main, Ka! Tangan Havva merah karena lo tarik dengan paksa. Mau lo sebenarnya apa?" Jaya mulai sedikit murka jadinya, sahabatnya ini memang suka sekali membuat moodnya memburuk.
Ashka menghela napasnya, "gue cuman mau ajak Havva balik, yaampun. Negatif banget sih pikiran lo berdua."
"Gue cuma mau minta tolong Havva nganter gue ke toko kue punya neneknya. Gue udah janji mau ketemu mbak Dina sore ini." lanjutnya dengan muka yang sudah lelah karena terus dicurigai.
Orion menatap ke arah atas, mencoba mencari hal menarik untuk tidak menatap wajah Ashka secara langsung karena merasa bersalah. Tapi, sebenarnya Orion tidak sepenuhnya salah juga dong, salah Ashka yang tak membicarakannya terlebih dahulu pada mereka yang ada disana maksud dan tujuannya. Kan, karena ulahnya sendiri semua orang jadi salah paham sama niatnya.
"Yaaa, salah lo sendiri," gumam Orion kecil yang tidak ingin Ashka mendengarnya.
Bugh!
Havva memukul punggung Orion cukup kuat hingga membuat suara. Orion menatap gadis itu dengan penuh tanda tanya. Apalagi yang salah darinya.
"Tutup mulut lo,"
Ternyata Havva mendengar gumaman Orion yang membalas perkataan Ashka dengan suara kecil.
"Makanya kalo mau ngelakuin sesuatu itu ngomong dulu biar orang lain jadi gak salah paham. Kebiasaan banget suka bertindak lebih cepat daripada berpikir, kalo ngelakuin itu ke gue atau Titan gak masalah karena kami udah kenal lo gimana orangnya. Kalo orang lain yang gak pernah tau niat baik lo gimana?" kata Jaya yang jadi menasehati Ashka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Princess!!
FanfictionHavva Zuhayri Selyn a.k.a Havva. Seorang gadis manis dengan rambut panjang sedikit bergelombang itu kini hanya tinggal berdua bersama sang nenek yang mempunyai usaha kecil-kecilan katanya. Namun, hampir setiap hari toko kue mereka ramai akan pembeli...