"Ngapain lo ke gedung atas? Mau bolos lagi?" tanya Jaya saat mereka berdua sudah sampai diruang osis.Ashka menggerutu kecil, "kan, udah dibilang gue pengen ke wc!"
"Yang gede ngomongnya. Badan aja yang gede, suara lo malah kecil gitu. Bisa dikira budek gue kalo harus paham apa yang lo omong barusan!"
"Gue mau ke wc, kan, gue udah jelasin dari tadi. Lo malah percaya sama dua kecebong kecil tadi!" sentak Ashka pada akhirnya.
Sudah lelah bibirnya komat kamit sejak tadi di jalan, namun Jaya malah mengabaikan. Ashka kan jadi gedek pake banget jadinya.
"Emang toilet dibawah gak bisa dipake?" tanya Jaya yang masih penasaran.
"Iyaaa, Jaya." Ashka berdiri dari duduknya mengambil tangan Jaya agar ikut dirinya untuk melihat toilet khusus anak kelas 11. "Ikut gue sini yuk biar lo percaya. Capek gue di fitnah terus."
Jaya menghempaskan tangannya yang ditarik Ashka, "iya, udah, percaya gue. Nyolot banget sih lo dari tadi."
Ashka memutar bola matanya.
"Gimana gak nyolot, kalo gue gak kayak gini mana mungkin lo percaya."
Jaya bereaksi seakan dia tidak mungkin seperti itu.
"Ilang, udah kebelet gue gegara kalian."
"Udah sih tinggal balik lagi kesana, duduk aja lo lama-lama disana, pasti bakal ada rasa pengen buang air kecil lagi." sahut Jaya enteng.
"Gila kali!" sungut Ashka yang kembali kesal.
°°°
"Asik bener pada bolos kagak ngajak gue? Udah kayak kacang lupa kulitnya ya lo berdua," sindir Titan saat melihat Jaya juga Ashka melenggang masuk ke dalam kelas dengan santainya.
"Kalo gue mah emang ada urusan soal sekolah ya. Lagian gue udah minta ijin sama pak Bambang kalo absen dulu gak masuk di pelajaran dia." Jaya menunjuk Ashka dengan dagunya. "Tau deh kalo tu orang,"
"Gue jadi gak masuk pelajaran pak Bambang gara gara lo yang nahan ya bangsat! Tanggung jawab lo!" ujar Ashka tak terima.
"Dih! Lo yang bolos kok gue yang disalahin," sahut Jaya dengan santainya.
"Lo nahan gue diruang osis ya,"
"Kan, cuma bentar. Kenapa lo malah rebahan disana bukannya langsung balik ke dalam kelas?"
"Eh, itu, ah, bodo lah. Pokoknya salah lo!" Ashka tergagap saat terus dicerca oleh Jaya.
Titan hanya tertawa saat melihat Ashka kewalahan melawan setiap sahutan dari Jaya. Jaya kalau sedang mode cerewet tidak akan ada yang bisa menandingi pokoknya.
Ashka menyikut perut Titan, "malah ketawa, bukannya bantuin."
"Bodo, itu mah urusan lo pada."
Setelah berkata seperti itu, Titan kembali menaruh kepalanya diatas meja dengan tangan yang sudah sibuk menekan kesana kemari memainkan ponselnya yang sedang membuka aplikasi permainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Princess!!
Fiksi PenggemarHavva Zuhayri Selyn a.k.a Havva. Seorang gadis manis dengan rambut panjang sedikit bergelombang itu kini hanya tinggal berdua bersama sang nenek yang mempunyai usaha kecil-kecilan katanya. Namun, hampir setiap hari toko kue mereka ramai akan pembeli...