Malam penutupan
"Semua, di mohon perhatiannya sebentar." Jaya menjeda kalimatnya, matanya menatap keseluruh manusia yang sedang berkumpul menjadi satu di lapangan Antariksa. "Gue, Jaya, ketua dari terbentuknya acara hingga hari ini mau negesin lagi ke kalian semua. Baik itu anak Antariksa maupun anak Merdeka Satu."
Berhubung Jaya sedang berada diatas panggung, semakin menjadi lah mata elangnya bisa menangkap setiap sudut manusia disana seakan hendak mencari mangsa, matanya menunjukkan ketegasan agar tak ada satu pun orang yang berada disana melanggar aturan yang sudah dia buat demi kelancaran acara.
LCD besar yang terletak beberapa disana mulai memunculkan apa saja yang tidak boleh dilanggar atau dilakukan oleh kedua murid dari sekolah itu.
"Kalian bisa lihat, serta pahami dengan seksama apa yang sedang ditunjukkan di layar besar disekitar kalian. Jika, ada salah satu orang disini yang melakukan larangan tersebut, entah itu kalian dari Merdeka Satu, terlebih kalian anak Antariksa. Jangan pernah merasa tenang berada di lingkungan gue, karena gue akan langsung turun tangan mencari kalian, dimanapun kalian bersembunyi."
Suasana mulai menegang setelah mendengar suara berat nan tegas milik Jaya.
Beberapa orang mulai berbisik, terlihat ketakutan dengan nada ancaman yang Jaya lontarkan.
Ashka yang berada disana langsung merebut mic dari tangan Jaya, "Baik, baik, akan kami pahami semua larangan itu ketua. Bukan begitu teman-teman?"
Sorot kamera yang awalnya mengarahkan pada Jaya langsung berpindah pada Ashka dengan cepat, juru kamera bahkan langsung peka dengan keheningan sekitar akibat kalimat panjang Jaya barusan. Wajah kaku nan tegas tadi telah berganti pada wajah ceria, penuh semangat milik Ashka. Dia bahkan mengedipkan sebelah matanya, berusaha mencairkan suasana tegang yang diciptakan sahabatnya.
"MUSIKK, STARTTT!! "
Teriakan serta gemuruh yang dibuat para siswa mulai terdengar kembali akibat perubahan mood yang dibuat Ashka.
Jaya tersenyum kecut menatap Ashka, namun, orang itu tetap lah Ashka yang suka acara seperti ini karena bisa mengekspresikan dirinya. Jadi, biarpun Jaya tak menyukainya, dia tidak terlalu memperdulikannya. Dia sedang bersenang-senang pada dunianya memimpin acara dibantu Ratna.
Karena sudah tidak ada hal yang bisa Jaya lakukan, dia turun dari panggung dengan wajah masam.
Semua itu hanya bisa Titan dokumentasikan saja dalam ponsel miliknya. Supaya dia bisa menunjukkan pada Ashka nanti gimana Jaya setelah panggungnya direbut oleh Ashka.
Titan pun mengikuti Jaya untuk turun dari panggung, karena tugasnya mendampingi Jaya sudah selesai. Tinggal bergantian keliling saja mengawasi orang-orang.
°°°
"Kak! Lo liat Havva nggak?!"
Orion terlihat panik saat berdiri dihadapan Jaya yang bingung dengan maksud adik sepupunya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Princess!!
FanfictionHavva Zuhayri Selyn a.k.a Havva. Seorang gadis manis dengan rambut panjang sedikit bergelombang itu kini hanya tinggal berdua bersama sang nenek yang mempunyai usaha kecil-kecilan katanya. Namun, hampir setiap hari toko kue mereka ramai akan pembeli...