Hari pertama awal pembelajaran telah dimulai hari ini. Havva sangat bersemangat sekali karena sudah bebas dari masa pengenalan sekolah yang cukup menguras tenaganya.
Pulang dari sekolah kemarin Havva langsung tertidur pulas merasa kelelahan karena tiga hari lalu dirinya susah sekali untuk tidur.
Untung saja, pagi ini dia bisa terbangun tepat waktu seperti biasanya.
"Havva berangkat sama Dion hari ini?"
Havva mengunyah cepat makanan yang berada didalam mulut supaya bisa menjawab pertanyaan neneknya perihal keberangkatan dia ke sekolah hari ini.
"Nggak, nek. Kak Dion mau ke pasar nyari bahan untuk toko. Pasar kan gak searah sama sekolah Havva."
Neneknya menatap Havva sedikit khawatir, bingung cucunya nanti gimana berangkat sekolah. "Nenek antar saja, ya,"
Havva tersenyum lembut, dia menggeleng pelan. Padahal sejak kemarin Havva sudah mengatakan jika pergi sendiri menggunakan ojek online. Tangannya mengambil tangan yang sudah mulai keriput itu untuk ia genggam.Berusaha menyakinkan bahwa dia akan baik baik saja.
"Nek, Havva nanti naik ojek online saja. Aku bakal baik baik aja kok nanti. Jangan khawatir berlebih seperti ini. Nanti malah membuat sakit kepala nenek kambuh lagi,"
"Nanti Havva bakal kabarin nenek kalo sudah sampai di sekolah, video call kalau perlu, gimana?" lanjutnya yang membuat seseorang yang dipanggil 'nek' itu akhirnya mengangguk dengan pasrah.
Sifat cucunya yang tidak ingin merepotkan seseorang ini yang membuatnya khawatir, bukannya ingin membuat cucunya menjadi orang yang terus bergantung dengan orang lain hanya saja cucunya ini berusaha terlihat bahwa dia telah dewasa, bisa melakukan apapun seorang diri.
Padahal, Dion, salah satu pegawainya pasti bisa mengantarkan Havva terlebih dahulu sebelum ke pasar membeli bahan.
"Iya, kamu jangan lupa kabarin nenek kalau sudah sampai disekolah,"
Havva mengacungkan jempolnya, mulutnya kembali aktif mengunyah sarapan buatan neneknya.
"Kapan ojek onlinenya dateng?"
Ojek online!!
Baru saja neneknya bertanya, ojol pesanan Havva datang juga. Havva tertawa sembari menunjuk kearah pintu yang mengarah keluar rumah.
"Itu, nek," Havva mengambil kembali tangan neneknya untuk ia salim sembari berpamitan pergi ke sekolah. "Aku berangkat ya, nek,"
"Iya, hati hati, suruh abangnya pelan pelan aja bawa motornya,"
"Iya, nek,"
°°°
"Nek, aku udah sampai disekolah dengan aman," kata Havva pada telpon yang sedang tersambung dalam mode video.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Princess!!
FanfictionHavva Zuhayri Selyn a.k.a Havva. Seorang gadis manis dengan rambut panjang sedikit bergelombang itu kini hanya tinggal berdua bersama sang nenek yang mempunyai usaha kecil-kecilan katanya. Namun, hampir setiap hari toko kue mereka ramai akan pembeli...