Krett
Suara benda berjalan dengan pelan seperti tarikan koper membuat Jihan yang sedang santai dengan membaringkan tubuhnya di atas sofa diruang keluarga sambil maskeran itu pun langsung mengambil irisan timun di kedua kelopak matanya menaruh timun itu secara asal di atas meja.
Dia melihat kearah belakang sofa dimana terlihat anaknya yang berusaha berjalan mengendap-endap berharap tidak ketahuan olehnya.
"Uhuk!" Jihan terbatuk kecil memberi isyarat jika dia sudah menangkap basah Orion yang berusaha pergi dari rumah dengan membawa koper tanpa pemberitahuan. "Mau kemana kamu, Ri? Mau pergi dinas juga kayak papi, ya?"
Orion mendadak kaku ditempatnya. Dia mendesah cukup panjang karena sudah ketahuan.
Dengan gerakan lambat, Orion menoleh kearah belakang tubuhnya. Dia menunjukkan cengiran canggung menatap ibunya diikuti tubuhnya yang sudah mengahadap ibunya sepenuhnya. "Eh! Mami! Mami disitu ya dari tadi? Bukannya hari ini mami ada janjian pergi shopping ya sama Mama?" tanyanya agar Maminya lupa akan topik pembicaraan mereka tadi dengan mengingat informasi bahwa siang ini seharusnya ibunya tak ada di rumah pergi bersama ibunya Jaya.
Orion berusaha menarik kopernya agar berada dibelakangnya supaya Jihan tidak kembali menaruh perhatian pada benda kotak tersebut.
"Mama Indah ada urusan mendadak, jadi batal ketemuan sama mami." Jihan mengikuti gerak-gerik anaknya, paham betul jika Orion sedang berusaha mengalihkan perhatiannya. "Koper dibelakang badan kamu isinya apa?"
"A-ahh, ini?" Orion melirik sekilas koper miliknya yang bersembunyi dibelakang tubuhnya. "Itu, mi... "
Orion menangis dalam hati, bagaimana bisa dia ketahuan diwaktu yang tidak tepat. Walaupun sedang kalut, otaknya berpikir keras, mencoba mencari kata-kata yang masuk akal agar ibunya percaya. Peluh keringat mulai bermunculan akibat kegugupan yang Orion rasakan.
"Koper ini isinya makanan ringan sama beberapa koleksi mainan aku, Mi. Mami inget cowok yang seumuran bang Jaya waktu itu kan? Yang waktu itu lagi main di rumah Mama Indah pas kita berkunjung disana."
Jihan mengangguk, kini tangannya sudah saling melipat didepan dada. Menunggu kelanjutan alibi yang anaknya coba paparkan.
"Dia, dia tuh mau tau aku suka makanan ringan yang mana aja, sama mau liat koleksi mainan yang aku punya. "
"Terus kenapa bawa koper?" tanya Jihan.
"Kan bawaan aku banyak, Mi. Daripada capek bawa pake tas belanja atau kresek ya mending aku jadiin satu di dalam koper. Kan, kalo make koper bisa muat banyak sama gak bakal bikin aku repot bawanya."
Jihan masih menatap anaknya penuh kecurigaan. Terlintas satu nama yang bisa membuat anaknya buka suara.
"Havva--"
"Havva? Dia kenapa mi? Dia hubungin mami? Ngadu kalo Rion mau nginep dirumahnya??" Ups! Orion memakan umpan ibunya. Dia memukul bibirnya beberapa kali karena malah keceplosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Princess!!
أدب الهواةHavva Zuhayri Selyn a.k.a Havva. Seorang gadis manis dengan rambut panjang sedikit bergelombang itu kini hanya tinggal berdua bersama sang nenek yang mempunyai usaha kecil-kecilan katanya. Namun, hampir setiap hari toko kue mereka ramai akan pembeli...