Chapter - 40

95 16 0
                                    

Empat wajah yang masih terlihat mengantuk itu terpaksa bangun dari tidur nyenyak mereka karena dibangunkan oleh suara bass milik Jaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat wajah yang masih terlihat mengantuk itu terpaksa bangun dari tidur nyenyak mereka karena dibangunkan oleh suara bass milik Jaya. Mereka diharuskan duduk di meja makan selagi Jaya menyiapkan sarapan bersama nenek. Karena Jaya tak ingin hanya dia saja yang sudah bangun pagi sedang mereka asik tenggelam di dalam bunga tidur mereka.

"Gue nyuruh kalian ke meja makan untuk bangun, ya. Jangan sampai gue nyuruh kalian untuk latihan pagi."

Kalimat yang terlihat santai, namun sebenarnya terselip nada ancaman membuat, Ashka, Titan, serta Orion langsung membuka matanya, kantuk yang masih terasa di beberapa detik yang lalu pun seakan lenyap begitu saja. Saat lelaki itu mengintip kearah meja makan.

Orion menoleh ke sampingnya dimana Havva masih memejamkan matanya sambil duduk. Seakan menganggap angin lalu saja ucapan Jaya barusan.

Orion menyenggol kaki Havva supaya gadis itu segera tersadar. Bukannya bangun, Havva malah mengamuk karena tidurnya terganggu.

"Ih! Apasih nyenggol-nyenggol kaki gue?!" bentaknya dengan mata yang masih tertutup rapat. Kelopak matanya tidak bisa diajak berkompromi untuk terbuka. Kakinya bahkan menendang secara asal ditempatnya. Tidurnya belum puas tapi sudah harus dipaksa berkumpul di meja makan.

"Heh! Bangun! Abis lo nanti sama bang Jaya kalo nggak bangun juga." ujar Orion menakuti dengan suara kecil takut terdengar oleh abangnya.

"Gue masih ngantuk, Orion!" Dengan tenaga yang masih belum terlalu terkumpul, Havva mengangkat tangannya untuk dia taruh di matanya yang masih tertutup rapat. "Mata gue ada lemnya nih, susah untuk ke buka."

"Ada lem, ada lem. Makanya tidur jangan kemaleman. Pasti lo meraton drakor lagi kan semalam?"

Havva menunjuk asal pada suara barusan yang dia tau siapa pelakunya. "Diem, lo, kak! Tenaga gue masih belum ke kumpul ya untuk ngeladenin lo. Lagian lo juga masih ngantuk kan karena begadang nonton bola!"

Karena menunjuk asal, Orion yang baik hati memperbaiki arah tangan Havva agar benar menujuk dimana keberadaan Ashka.

"Gue udah semangat nih buat adu mulut sama lo, ayok, adu mulut sini. Iya, emang gue masih ngantuk! Lo kira, cuma lo aja yang masih ngantuk?!"

Titan segera menutup mulut Ashka yang mulai banyak bicara. Oh my god! Titan hanya ingin kedamaian pagi ini, dia tidak ingin Jaya malah jengkel nanti setelah mendengar suara keributan karena ulah kekanakan Ashka. "Udah, diem lo, Ka. Baru sadar aja banyak tingkah lo."

Ashka hanya bisa misuh-misuh saja karena mulutnya masih ditutup oleh Titan.

Lain hal nya dengan Orion yang masih kembali mencoba membangunkan Havva agar gadis itu tidak terkena amukan Jaya dengan lebih lembut.

"Va, bangun. Nanti lo beneran kena amuk sama bang Jaya."

"Eeenghh, lima menitt lagi, Ri. Masih nggak bisa kebuka beneran nih mata gue. Bang Jaya masih di dapur kan? Kalo dia udah mau ke meja makan baru deh lo bangunin gue lagi." rengek Havva yang memohon pada Orion untuk mengerti dirinya.

Yes! Princess!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang