Kadang, beberapa orang ingin menyembuhkan luka dengan rasa sakit yang lebih besar. Rasa sesak di hati terasa teralihkan dengan luka fisik.
- Sisilia Natalie Denata
HAPPY READING🌼🌼
Vote and Coment, please🤗Sisi menatap lurus pada taman rumah sakit dengan duduk di kursi rodanya. Hari tampak cerah hari ini, tidak ada awan yang terlihat di langit biru siang ini.
Hari ini Aland tidak menemani Sisi untuk terapi, karena Sisi tidak ingin mengganggu sekolah Aland. Juga Sisi masih canggung dengan Aland, Sisi tidak biasa berinteraksi terlalu intens dengan orang lain. Lagipula dia sudah terbiasa sendiri dari dulu, tanpa teman maupun keluarga.
Seharusnya Aland sudah pulang dari sekolah sekarang, biasanya Aland akan ke rumah sakit setelah berganti pakaian lalu akan menemani Sisi sampai malam.
Seseorang menepuk bahunya pelan, Sisi menoleh dan menemukan seorang wanita yang masih terlihat muda tersenyum lembut kepadanya. Wanita dengan jas dokter yang melekat di tubuh rampingnya, duduk di kursi taman dekat kursi roda Sisi.
"Saya salah satu dokter yang akan menangani kamu." Ujarnya memberitahu Sisi.
Sisi hanya menganggukkan kepalanya, dia juga tahu kalau orang yang saat ini di dekatnya itu dokter karena terlihat dari jas dokter yang dipakai wanita itu. Yang jadi pertanyaannya, untuk apa dokter itu sampai menghampirinya saat Sisi sedang di taman, bukannya seharusnya konsultasi di ruangan Sisi.
"Sisi, mungkin ada beberapa pertanyaan yang akan saya tanyakan. Kamu tidak usah merasa canggung dengan saya, nama saya Citra Widyani. Kamu bisa panggil saya senyaman kamu, tidak usah terlalu formal juga tidak apa-apa."
Sisi kembali menganggukkan kepalanya, kini kursi rodanya juga sudah berputar menghadap dokter Citra. Senyum dari Citra yang tidak pernah luntur membuat Sisi juga ikut tersenyum kecil karena takut Citra berpikir Sisi orang yang sombong.
"Gimana terapinya hari ini?," tanya Citra.
"Lancar, seperti biasa."
"Yang semangat terapinya biar cepet pulih, untuk ingatan santai aja gak usah memaksa seiring waktu kamu bakal ingat sendiri." Ujar Citra memberi semangat untuk Sisi.
Citra seperti ingin dekat dengan Sisi, tapi Sisi seolah memberi batasan dengan menjawab singkat pertanyaan basa-basi Citra.
Citra menyentuh lembut tangan Sisi, "banyak hal yang kamu lupakan karena kecelakaan itu, pasti kesel banget 'kan gak bisa inget apa aja yang kamu alami selama beberapa bulan terakhir." Tanya Citra seolah mengerti keadaan Sisi.
"Kalo boleh tahu, kamu ingat beberapa bekas luka yang ada di tubuh kamu itu karena apa?"
Sisi melihat ekspresi yang ditampilkan Citra, masih dengan senyum lembutnya. Dan itu mengusik Sisi, kenapa dokter ini ingin tahu sekali tentang bekas luka itu.
Sisi menghela napas, "selfharm?" Jawaban yang Sisi berikan terdengar seperti pertanyaan.
Lagi-lagi Citra hanya tersenyum, Sisi jadi heran apa tidak lelah bibir wanita itu yang selalu menampilkan senyuman. Sisi pikir mungkin dokternya ini ingin memastikan lagi ingatan Sisi, sejauh mana yang masih bisa Sisi ingat.
"Kapan terakhir kali kamu ngelakuin itu?" Tanyanya lagi.
Sisi menggelengkan kepalanya, "gak tau, lupa."
"Sisi, apapun alasannya melakukan self injury itu bukan suatu pilihan. Sebelum mencintai orang lain maka cintai diri kamu sendiri. Kalau kamu udah cinta sama diri sendiri, maka kamu juga akan merasa dicintai oleh orang lain." Ucapan Citra yang memotivasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Seekers
Teen FictionREVISI Wait for new version;) First story, jadi Follow dulu sebelum baca dan semoga suka sama cerita ini. ••• Seorang gadis introvert yang menutup diri dan menciptakan dunianya sendiri. Dia yang berteman dengan sepi, serta kesendirian adalah hal f...