22. Pergi

96 29 126
                                    

Aku juga tidak ingin bergantung pada orang lain, tapi untuk saat ini aku masih ingin dia di sampingku.
.
.
.
🌼🌼🌼

Setelah menutup telponnya dengan Sisi, Aland keluar dari kamarnya masih dengan seragamnya yang belum dia ganti.  Saat akan menuruni tangga, dia berhenti sebentar merasa melupakan sesuatu.

"Ya ampun, dress yang gue beli belum gue kasih ke Sisi." Gumamnya, lalu berbalik ke kamarnya.

Niat mengganggu Ibunya yang tengah membuat kue ia urungkan, tadinya dia akan memberikan dress untuk Sisi saat pulang sekolah tapi dia malah membawanya pulang.

"Ma aku ke rumah Sisi bentar," pamit Aland berteriak dari pintu masuk rumahnya.

Setelah mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, kini dia sudah sampai di depan rumah Sisi. Tanpa persetujuan siapa pun, Aland langsung memasuki rumah Sisi.

Tok Tok

"Sii, ini gue." Ujarnya setelah mengetuk pintu.

"Kebiasaan, lagi tidur apa kemana dia." Gumamnya.

Entah dorongan dari mana tangannya memutar knop pintu kamar Sisi, saat masuk dia tak menemukan siapapun di sana.

"Sisi, lo dimana?"

Mendengar suara air, mungkin Sisi sedang mandi pikirnya.

"Si, lo di dalem?" Panggil Aland sembari mengetuk pintu kamar mandi.

Tak mendengar jawaban dari kamar mandi,"Si, jawab gue. Jangan bikin gue khawatir,"

"SISI,"

Saat membuka pintu kamar mandi, Aland langsung berlari menuju batt up yang penuh dengan air. Menarik Sisi yang menenggelamkan dirinya sendiri di sana.

"Si, kenapa gini?"

Aland mendekap tubuh dingin Sisi seakan jika ia melepaskannya, ia tak akan pernah bisa memeluknya lagi.

"Gue udah bilang, kalo ada masalah cerita. Lo anggep gue sahabat lo bukan sih?"

Sisi hanya tersenyum tak menanggapi ucapan Aland, tangannya memegang ujung baju Aland.

"Gue capek Land, gue gak mau pergi, gue gak mau ikut mereka Land." Ujar Sisi.

••••

Setelah Sisi mengganti pakaiannya yang basah, kini di sinilah mereka. Duduk di balkon kamar Sisi memandang bulan yang bersinar sendiri tanpa adanya bintang.

"Jelasin!" Ujar Aland setelah terdiam cukup lama sedari tadi.

"Papa sama Mama mau ngajak gue pindah ke London, gue gak mau Land." Ujar Sisi menjelaskan.

"Gue gak mau jauh dari lo, kalo gue gak bisa nolak setidaknya pergi dari kehidupan lo untuk selamanya adalah pilihan gue." Lanjut Sisi dalam hatinya.

"Kenapa gak cerita sama gue?" Tanya Aland.

Aland merangkul pundak Sisi menyandarkan kepala Sisi pada bahunya. Bagaimana jika tadi dia tidak datang ke sini, apa Aland masih bisa melihat Sisi besok.

"Gue juga gak mau lo pindah Si, tapi gue lebih gak suka lo ngelakuin hal kayak tadi. Lo mau ninggalin gue?, setidaknya meskipun lo pindah ke London kita masih bisa saling ngabarin atau gue susul lo ke sana." Ujar Aland panjang lebar.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang