24. Broken

62 19 66
                                    

Thanks udah jadi pelangi buat gue yang cuma tahu warna abu-abu. Kalo suatu saat kita gak bisa bersama setidaknya kita pernah membuat kenangan bersama.
.
.
.
Happy Reading
🌼🌼🌼

Aland sampai di rumahnya tepat pukul 1 dini hari, ia berjalan gontai menuju kamarnya masih dengan keadaan basah kuyup dan sisa noda darah di bajunya. Hingga sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Kamu dari mana jam segini baru pulang?" Ujar Clara dari arah dapur.

Clara tengah membuat kopi untuk suaminya karena tengah lembur sedangkan Clara sendiri tidak bisa tidur. Melihat Aland yang baru datang ia penasaran, ia kira Aland tengah berada di kamarnya.

Aland tak menjawab ia mendudukan dirinya di lantai dengan air mata yang kembali mengalir. Pikirannya kosong sekarang, ia masih sulit untuk mencerna kejadian-kejadian hari ini.

"Kamu kenapa nak?" Tanya Clara khawatir melihat anaknya dalam keadaan kacau, apalagi baju yang basah dan beberapa bercak darah di bajunya.

"Sisi mah," gumamnya.

"Sisi kenapa?" Tanya Clara khawatir.

"Sisi kecelakaan." Ujar Aland dengan suara paraunya.

Dua kata yang mampu membuat perasaan Clara kalut, ia khawatir, panik, takut menjadi satu. Sekarang ia tengah memeluk Aland berusaha menenangkannya.

"Kamu istirahat dulu, nanti kita jenguk Sisi." ujar Clara.

Aland hanya bisa mengangguk dan berjalan gontai menuju kamarnya, Clara memandang sendu putranya itu.

☆☆☆

Pagi telah tiba, semalam setelah memasuki kamarnya Aland sama sekali tidak bisa tidur. Sekalipun ia mencoba memejamkan matanya tetap saja ia tak bisa. Sekarang Aland tengah bersiap menuju Rumah Sakit tempat Sisi di rawat.

"Mama sama Papa mau ikut jenguk Sisi Land." Ujar Clara ketika melihat Aland menuruni tangga.

Aland hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu berjalan menuju pintu utama rumahnya.

"Kamu gak mau sarapan dulu Aland?" Tanya Clara.

"Enggak." Singkat Aland.

••••

Di Rumah Sakit

Keluarga Sisi masih berada di ruangan Sisi, sejak kemarin mereka sama sekali tidak keluar dari ruangan itu.

"Mama sama Papa pulang aja, biar Deni yang jaga Sisi di sini." Ujar Deni.

Sarah telah meminta maaf pada Deni karena selalu menyalahkannya atas kematian Fadila, sekarang ia sudah iklas atas kematian anak pertamanya itu. Dia tidak tahu kalau sikapnya itu bisa membuat ia kehilangan untuk yang kedua kalinya, dan dia tidak ingin hal itu terjadi.

"Iya Mama juga butuh istirahan, biar Deni yang jaga Sisi." Ujar Rico.

"Tapi Mama masih mau sama Sisi Pah." Jawab Sarah.

"Iya, tapi kita pulang dulu. Mama juga harus istirahat kalau Mama ikutan sakit gak bisa jaga Sisi lagi." Ujar Deni memberi pengertian.

Cklek

Aland dan kedua orangtuanya telah sampai di rumah sakit, kini mereka sudah berada di ruangan Sisi. Melihat Aland membuat Sarah teringat kala Sisi membela Aland, membandingkan dirinya dengan orangtua Aland. Hal itu sukses mumbuat hatinya kembali sakit, menyesal itu yang ia rasakan.

"Andra?" ucap Rico sedikit terkejut mengetahui Papa Aland yang ternyata rekan bisnisnya.

Andra sendiri hanya biasa saja karena sudah tahu kalau orang tua Sisi adalah rekan bisnisnya.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang