Kalau lo kecewa sama seseorang, bukan berarti semua orang akan kecewain elo. Setidaknya hargai orang yang datang dengan maksud baik - baik.
.
.Hari berganti hari Aland dan Sisi kini semakin dekat dan tentunya sebagai sahabat, tapi Sisi masih menutup diri dari Aland. Aland paham kalau Sisi masih belum bisa terbuka padanya.
Sekarang mereka tengah berada di perpustakaan tentu saja karena ajakan Sisi, mana mungkin Aland yang akan berinisiatif datang ke perpustakaan.
"Land!" Panggil Sisi membuat sang empunya nama mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Lo ngerokok ya?" Sebenarnya Sisi tahu, dia hanya ingin mendengar pengakuan Aland.
"Iya, kenapa?" Jawab Aland santai.
"Gak baik Land buat kesehatan."
"Gak banyak kok." Bantah Aland.
"Tetep aja berpengaruh sama kesehatan lo. Biasa habis berapa sehari?"
"Dua atau tiga batang doang, tapi kadang bisa 1 bungkus sehari." Ujar Aland enteng.
"Gila." Gumam Sisi, kemudian memulai membaca novelnya.
"Kurangin Land, kalau bisa sih berhenti." Ujar Sisi lagi dengan pandangan masih ke novelnya.
"Sulit sih tapi biar gue coba." Jawab Aland tersenyum pada Sisi.
"Demi lo," lanjut Aland dalam hati.
••••
Bel istirahat telah berbunyi dari 5 menit yang lalu, sekarang Aland dan Sisi duduk di salah satu meja kantin dan jangan lupa para sahabat Aland juga di sana. Entah sejak kapan Sisi juga dekat dengan para sahabat Aland.
"Mau pada pesen apa nih?" Tanya Ardi.
"Gue kayak biasa." Jawab Aland.
"Biasa." Kata Reyhan.
"Lo mau pesen apa Si?" Tanya Bagas.
"Em gue mie ayam tapi gak pake sayur." Jawab Sisi.
"Oke." Jawab Ardi dan Bagas serempak, kemudian berlalu untuk memesan makanan untuk mereka.
"Gue ke toilet bentar ya." Ujar Aland lalu sedikit berlari karena sebenarnya sudah menahan sesuatu dari tadi, menuju toilet yang tak jauh dari kantin.
Sekarang hanya ada Sisi dan Reyhan, canggung memang mengingat Reyhan yang selalu bersikap dingin membuat Sisi juga diam dan memainkan ponselnya, takut mengganggu ketenangan Reyhan.
"Si," panggil Reyhan dengan suara pelan hingga Sisi hampir tak mendengarnya.
"I iya Rey?" Ujar Sisi sedikit kikuk. Jujur ia merasa takut, tumben sekali Reyhan ngobrol sama orang selain sahabatnya.
"Lo masih ragu atau curiga sama Aland?" Tanya Reyhan tanpa mengalihkan perhatiaannya dari ponsel.
Sisi diam masih mencerna arah pembicaraan Reyhan.
"Curiga?, curiga Kenapa?" Tanya Sisi tak mengerti.
"Gue gak tahu kenapa lo sulit percaya sama orang, cuma gue mau kasi tahu." Reyhan menjeda ucapannya.
Sisi memperhatikan Reyhan yang meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menatap Sisi datar.
"Kalau lo kecewa sama seseorang, bukan berarti semua orang akan kecewain elo. Setidaknya hargai orang yang datang dengan maksud baik - baik." Kata Reyhan dengan wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Seekers
Teen FictionREVISI Wait for new version;) First story, jadi Follow dulu sebelum baca dan semoga suka sama cerita ini. ••• Seorang gadis introvert yang menutup diri dan menciptakan dunianya sendiri. Dia yang berteman dengan sepi, serta kesendirian adalah hal f...