17. Khawatir

125 34 110
                                    

Dalam hidup pasti ada suka maupun dukanya,
mengerti keduanya akan datang. Percayalah hari ini akan berlalu, kesedihan akan menguap hilang lalu bahagia datang.
.
.
🌻🌻🌻

Pagi telah tiba Deni masih tidak mengetahui jika Sisi tidak ada di rumahnya sejak kemarin karena semalam ia pulang larut malam.

Deni melangkahkan kakinya menuruni tangga, ia menuju meja makan dan tak menemukan apapun. Akhirnya ia mengambil roti lalu mengoleskan selai. Setelah itu saat ia akan mengambil minuman di kulkas, ia melihat Bi Sulas di dapur.

Bi Sulas yang merasa ada seseorang selain dirinya mengira itu Sisi. Tanpa melihat dia langsung menyapanya.

"Loh non Sisi udah, kok Bibi gak tahu non?" Tanya Bi Sulas sembari mencuci piring.

Deni mengerutkan dahinya mendengar ucapan Bi Sulas padanya. "Maksud Bibi apa?" Tanya Deni.

Bi Sulas yang terkejut langsung menoleh dan ternyata dia bukan Sisi.

"Eh den Deni, Bibi kira non Sisi."

"Sisi kemana?"

"Non Sisi dari kemarin pagi belum pulang den, kirain udah pulang mungkin di rumah temannya den." Jawab Bi Sulas dengan kepala tertunduk.

Deni langsung pergi begitu saja, entah apa yang ada dipikirannya sekarang. Apa yang akan ia katakan pada Ibunya jika orang tuanya tiba - tiba pulang.

Dia mencoba menelfon Sisi tapi ternyata nomornya tidak aktif. Ia mau mencari tidak tahu harus mencari kemana, ia bahkan tidak tahu siapa saja teman Sisi.

Bagaimana jika Sisi bukan ditempat temannya dan kejadian Fadila terulang lagi pada Sisi. Deni menggelengkan kepalanya ia harus berpikir jernih saat ini. Hingga ia mengingat sesuatu yang mungkin bisa membantunya.

"Verra, adik Verra sekolah di Bina Bangsa." Gumamnya.

Verra adalah pacar Hendy salah satu teman Deni, dia pernah bercerita adiknya juga bersekolah di tempat yang sama dengan Sisi. Segera Deni mengambil kunci motornya bergegas ke rumah pacar temannya itu.

Tok tok tok

"Assalamualaikum." Salam Deni ketika sampai di rumah Verra.

Terlihat pintu terbuka di susul dengan gadis yang mungkin seumuran dengan Sisi. "Waalaikumsalam cari siapa ya?" Tanyanya.

Di tempat lain

Seperti yang dikatakan Clara kemarin, kini Sisi tengah membuat kue bersama Clara. Sedangkan Aland tengah bermain game dengan teman - temannya. Hari ini para sahabat Aland tengah berkumpul di rumah Aland.

"Nah sekarang tinggal dioven."

"Wah pasti enak deh bolunya Mah." ujar Sisi.

"Iya dong, kan dibantu sama Sisi." Sahut Clara.

Hari ini ia senang karena ini yang dari dulu ia inginkan, mempunyai waktu bersama sang Mama meskipun sekarang digantikan oleh Mama Aland.

"Udah kayak mertua sama menantu ya." Bisik Bagas pada Ardi yang langsung disetujui oleh Ardi.

"Btw Sisi tidur dimana Land?" Pertanyaan Ardi sontak membuat Aland menatapnya tajam.

"Ya di kamar tamu lah." Ketus Aland.

"Ya santai dong, orang tanya bener juga." Gerutu Aldi membuat Bagas tertawa melihat ekspresi Ardi.

Selama menunggu kue yang di masak matang Sisi dan Clara berbincang di dapur. Clara banyak bercerita tentang Aland, kebiasaan Aland dan semua tentang Aland mulai dari kecil hingga sekarang.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang