32. Mama

42 4 0
                                    

Kita gak bisa putar balik waktu, kalaupun bisa takdir tetap akan sama karena bukan kehendak kita untuk merubah sebuah takdir seseorang.
...

Happy Reading💙💙
.
.

Sisi bangun dari tidur nyenyaknya, menatap kamar yang sebelumnya belum pernah dia tempati. Kamar ini biasanya memang selalu kosong atau terkadang untuk tamu yang ingin menginap. Kamarnya cukup luas dengan cat abu-abu, terdapat meja rias yang tidak terlalu besar di sisi kiri tempat tidur. Pakaian Sisi juga sudah dipindahkan dan tersimpan di lemari yang ada di kamar ini.

Sisi memandang meja rias yang terdapat tumpukan buku pelajaran di atasnya. Sisi mencoba berdiri dengan berpegang pada pinggiran ranjang. Setelah itu, perlahan melangkahkan kakinya ke arah meja riasnya. Meski sedikit kesusahan tapi Sisi bisa sampai ke meja rias itu karena jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tidurnya.

Mendudukan dirinya di kursi, Sisi membuka satu persatu buku-buku itu. "Banyak hal yang gue lupakan ternyata," gumamnya saat melihat buku-buku itu. Sisi lupa sejak kapan bukunya berubah, mungkin saat dia memasuki sekolah barunya.

Tok Tok Tok

Suara pintu yang diketuk lalu dibuka dari luar, Sisi melihat Mamanya berjalan memasuki kamar yang ditempati Sisi untuk saat ini.

"Pagi sayang, kamu mau ke kamar mandi 'kan?, ayo Mama bantu." Sapa Sarah yang langsung menghampiri Sisi.

"Aku bisa kok Mah jalan sendiri, tadi aja dari kasur ke meja sini bisa. Sekalian latihan sendiri mulai dari jarak yang deket-deket." Jawab Sisi.

Sarah mengerti sifat Sisi yang tidak ingin merepotkan orang lain. "Yaudah kalo butuh sesuatu panggil Mama aja," ujar Sarah.

Sisi mengangguk kaku, lalu melihat Sarah yang sudah keluar dari kamar. Sebenarnya dia penasaran apa Mamanya itu tidak bekerja. Biasanya pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja, tapi kini Mamanya itu hanya menggunakan baju santainya saja. Tak ingin ambil pusing Sisi berdiri dari duduknya bersiap untuk mandi.

Kegiatan Sisi hari ini mungkin hanya di rumah saja karena dia masih belum bisa pergi ke sekolah, jadi hari ini dia akan belajar di rumah. Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit, kini Sisi sudah rapi dengan kaos hitam oversize dan celana abu-abu.

Bi Sulas yang melihat Sisi keluar dari kamarnya langsung menghampirinya. "Non Sisi mau kemana?, ini bibi bawa sarapan buat non." Ujar bi Sulas menunjuk nampan yang dibawa.

"Ini Sisi mau ke meja makan bi, Sisi makan di sana aja." Jawab Sisi.

Setelah duduk di kursinya, kini Sisi melihat bi Sulas dan bi Asri yang tengah menyiapkan makanan untuk sarapan. Tak lama terdengar langkah kaki mendekat, Sisi melihat Mama dan Papanya berjalan ke ruang makan.

"Kamu jalan sendiri?, kenapa gak panggil Mama aja?" Tanya Sarah.

"Sekalian latihan Ma, Mama gak kerja?" Sisi balik bertanya karena melihat Sarah yang masih menggunakan baju santainya.

"Engga, Mama udah gak kerja lagi. Udah ada Papa juga 'kan yang kerja." Jawab Sarah.

Papanya juga hanya mengangguk menanggapi pernyataan Mamanya. "Kamu bisa masuk sekolah lagi minggu depan, nanti juga ditemani Aland." Ujar Rico.

Sarah memang sudah memutuskan untuk tidak lagi bekerja, keluarganya memang lebih penting daripada karirnya. Mereka 'pun memulai sarapannya tanpa Deni karena ada kuliah pagi hari ini.

Setelah Sarapan kini Sisi dan juga Sarah bersantai di halaman belakang rumah mereka. Sarah menatap Sisi yang tengah membaca buku pelajarannya.

"Kamu sama Aland gimana?" Tanya Sarah tersenyum menggoda Sisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang