4. Kenapa?

238 169 151
                                    

gue emang bukan good boy, tapi setidaknya gue
gak pernah nyakitin perasaan seorang cewek
.
.
Happy Reading

Hari ini sama seperti hari sabtu biasanya Sisi akan melakukan joging di taman kota karena hari libur sekolah. Sisi telah siap dengan training hitam, kaos putih polos dan sepatu olahraganya yang berwarna merah dan hitam.

Saat ia menuruni anak tangga ia menangkap sosok yang sudah 2 minggu mungkin tidak ada dirumahnya, Sarah Maudya Dinata ( Mama Sisi ). Kalau Papanya mungkin pulang berapa bulan sekali lebih jarang dari pada Mamanya.

"Pagi Mah." Sapa Sisi dan hanya dibalas deheman oleh Mamanya karena Sarah tengah sibuk dengan berkas - berkas dihadapannya.

"Sisi keluar," pamit Sisi dengan raut yang berubah datar, dia mengurungkan niatnya yang akan sarapan karena melihat respon dari Mamanya.

"Mau kemana? Padahal masih pagi ini." Tanya Sarah dan mulai menatap Sisi.

Sisi terus berjalan keluar rumah tanpa menjawab pertanyaan Sarah, toh dia sudah pamit tadi. Sarah yang melihat putrinya tak menjawab, menghela napas dan meletakkan berkas - berkasnya untuk menyusul Sisi.

"Bi Sisi joging dulu ya, assalamualaikum." Ujar Sisi seraya mencium tangan Bi Sulas pembantunya. Kemudian keluar dari pekarangan rumahnya, memang taman kota tak jauh dari komplek perumahan Sisi.

Pemandangan itu dilihat dengan jelas oleh Sarah, dia hanya menatap kepergian Sisi dengan ekspresi yang sulit diartikan. Bagaimana bisa anaknya mencium tangan pembantunya sedangkan dia sebagai Ibu hanya disapa.

"Kamu kenapa Si?" Hanya itu yang keluar dari mulutnya.

☁️☁️☁️

Kini Sisi telah berada di taman kota setelah berlari kecil dari rumahnya karena jarak taman dari rumahnya memang tak terlalu jauh. Ia memilih istirahat dulu sebelum melanjutkan kegiatan joging di taman ini.

Setelah duduk sebentar, Sisi kembali berlari kecil mengelilingi taman itu dengan handset yang terpasang di kedua telinganya. Pikirannya melayang ketika melewati tempat pertemuannya dengan Aland.

"Baru seminggu juga pindah sekolah udah punya temen banyak yang gue gak tahu mana tahu fake" gumam Sisi.

"Kenapa gue ngerasa Aland ngedekatin gue akhir - akhir ini. Apa gue yang kelewat peka atau gue kegeeran aja ya?" Tanya Sisi di dalam hati.

"Semoga enggak deh, gue gak mau deket sama siapapun kalo nanti ujung - ujungnya ditinggalin atau gue yang ninggalin." Batin Sisi lagi.

Sisi duduk di bangku taman sembari menatap lurus ke depan, di sana ada sebuah pemandangan yang membuat ia merasa iri. Ia melihat keluarga kecil yang tengah duduk bersama mungkin mengistirahatkan diri, terlihat bahagia.

"Dulu gue tahu kok rasanya gimana, tapi kenapa sekarang gue lupa. Kapan keluarga gue kumpul lagi" batin Sisi.

Tanpa sadar air matanya menetes, sadar hal itu segera ia mengapusnya lalu terkekeh. Selemah itu dia, untung tidak ada yang ia kenal disini.

Sisi tersentak dari lamunannya ketika menyadari bahwa ada yang duduk di sampingnya.

"Ngelamun apaan sih, sampe gak denger dipanggil."

"Lo lagi, kenapa ketemu lo terus sih?" Ujar Sisi dengan nada malas.

"Jodoh kali."

"Lo ngapain disini Aland?" Tanya Sisi pada orang yang duduk di sampingnya.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang