16. Penyelamatan

124 36 133
                                    

Di saat aku mengalami kondisi seperti ini yang aku harapkan hanya satu orang yang menenangkan aku yaitu Mama.
.
.
.

Happy Reading🌸🌸

"Land, Sisi Chat gue." Seru Bagas Heboh.

Semua yang berada di sana terkejut dengan teriakan Bagas, pasalnya sebelum itu suasana masih hening. Ardi yang posisinya paling dekat dengan Bagas menonyor kepalanya.

"Biasa aja bego, ngagetin aja lo." Sahut Ardi.

Bagas tak memperdulikan ucapan Ardi, ia berdiri lalu berjalan mendekat ke tempat Aland dan Reyhan.

"Dia kirim lokasi gitu, maksudnya apa ya?" Tanya Bagas menunjukkan layar ponselnya pada teman - temannya.

"Cobak telfon, speakernya aktifin juga." Kata Aland, kini ia sudah menghentikan permainannya sedari tadi.

Suasana seketika hening, semuanya terdiam menunggu telepon dengan Sisi tersambung. Hingga suara yang mengejutkan mereka terdengar dari benda pipih tersebut.

"To tolong, tolong gue." Ujar seseorang diseberang sana dengan suara yang terputus.

Seketika Aland langsung mengambil ponsel Bagas, ia sangat khawatir sekarang apalagi mendengar suara Sisi yang bergetar takut.

"Sisi lo kenapa?" Tanya Aland.

"Aland, tolong gue dateng ke lokasi yang gue kirim sekarang. Gue takut Land Devan mau bawa gue, tolong cepet Land."

Tutt

Sambungan telepon terputus sepihak, Aland segera mengambil kunci motornya. Yang ia pikir sekarang keadaan Sisi, sekarang ia menyesal telah meninggalkan ponselnya.

"Kita ikut Land." Ujar Ardi yang langsung diiyakan oleh Aland.

Mereka bergegas meninggalkan rumah Reyhan menuju lokasi yang Sisi kirim, dengan Bagas yang duduk di boncengan Aland untuk memudahkan mereka menunjukkan lokasi Sisi.

Gue akan selalu ada buat lo dan akan selalu ngelindungin lo dari apapun. Itu janji gue Si.

Aland masih ingat dengan janji yang baru ia ucapkan kemarin, dan sekarang ia merasa lengah karena tidak menjaga Sisi hari ini.

"Tunggu gue Si." Batinnya.

Aland melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, bahkan sumpah serapah dari pengguna jalan tak ia pedulikan sekarang.

Di tempat Sisi

Sisi mematikan sambungan telponnya dengan Bagas, ia takut Devan tiba - tiba datang dan malah merusak ponselnya. Jika ponselnya rusak, Aland tidak akan bisa melacaknya.

Devan masuk dengan kantong belanjaan yang berada di tangannnya. Sepertinya dia juga membeli beberapa cemilan sebelum masuk kembali ke dalam mobil.

"Sorry lama, kakak lo banyak bocot."

Sisi tak menanggapi ucapan Devan, ia masih memandang keluar jendela. Katakan ia pasrah sekarang, tapi ia yakin kalau Aland pasti akan datang karna Aland sudah berjanji padanya.

Ingin sekali Sisi menangis tapi ia tahan, ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan orang lain. Ia terus berharap Aland menepati janjinya dengan datang dan menyelamatkan Sisi.

"Gue gak tahu lo suka apa enggak." Kata Devan seraya menyodorkan kantong plastik berisi beberapa cemilan dan es krim pada Sisi.

Sisi masih menatap Devan dengan datar, ia sama sekali tak menerima pemberian Devan. Ia masih tetap diam tak menghiraukan ucapan Devan.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang