6. Self Harm

236 163 136
                                    

Happy reading...

Kalian terlalu sibuk dengan masa lalu hingga lupa disini ada seseorang yang lebih butuh perhatian kalian
.
.

Seorang remaja tengah berdiri di balkon kamarnya sembari memperhatikan langit yang tetap indah meski tanpa bintang.

"Gue pengen jadi alasan lo tersenyum tulus Si." Ujarnya entah pada siapa.

"Kurangin rokoknya ya nak." Ujar seseorang yang tiba - tiba berada di belakangnya.

"Iya Mah." Ujarnya lalu mematikan rokok yang memang sedari tadi menemaninya.

"Kamu kenapa, gak habis ditolak kan sama cewek." Ujar sang Ibu terkekeh.

"Ya enggak lah mah, masak ada yang nolak Aland Stevano Wijaya yang paling tampan dan populer ini"

Sontak hal itu membuat sang ibu terkekeh, ternyata anaknya yang terkenal cuek bisa alay juga.

"Yaudah istirahat, mama mau ke kamar." Ujar Clara ( Mama Aland )

Di tempat lain...

Helaan napas terdengar dan hal itu juga sudah berulang kali ia lakukan oleh Sisi. Ia tengah berusaha menenangkan dirinya. Setelah sampai di rumahnya tadi ia bertengkar dengan kakaknya. Deni mengungkit masalah tadi pagi yang ia disalahkan atas sikap Sisi pada Mamanya.

Ia juga membentak Sisi, menendang meja hingga vas yang berada di sana pecah. Sisi tidak suka dengan suara keras, itu membuat suara itu terus tergiang di kepalanya.

"Kambuh lagi." Lirih Sisi dengan suara pelan, melihat kearah pergelangan tangannya yang kini penuh dengan goresan.

Self harm, hampir berapa bulan ini ia tidak melakukannya lagi. Kini hal itu terjadi lagi, dan penyebabnya hanya karena bentakan dan amarah sang kakak padanya.

Sisi paling lemah jika sudah dibentak, bahkan kini mendengar suara yang keras saja ia sudah merasa gelisah. Sejak beberapa bulan ini ia melupakan kebiasaannya yaitu self harm. Ia selalu menahannya dengan mengalihkan pikirannya, tapi kali ini ia gagal.

"Ini salah kalian, aku gila karna kalian ya." Monolognya sembari menahan air matanya agar tak jatuh kembali.

"Kak Fa, kenapa Sisi ditinggalin." Gumamnya.

Ia teringat penyebab kepergian kakaknya, ia orang pertama yang melihat kakaknya bersimpah darah di hadapannya. Dan bahkan sampai sekarang ia tak tahu alasan kakaknya melakukan hal itu.

Flashback On

Di kediaman keluarga Dinata, Sisi dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tuanya. Yang Sisi ketahui orang tuanya pulang satu minggu lagi.

"Loh mama sama papa udah pulang, katanya satu minggu lagi."

"Iya kita pulang karena Fadila masuk rumah sakit Sisi." jawab sang Ibu.

"Kak Fa sakit apa ma?" Tanya Sisi dengan mata yang sudah berkaca - kaca.

"Nanti aja ya sayang mama istirahat dulu, kamu juga tidur gih." Ujar sang Ibu lagi.

"Sisi mau liat kak Fa mah." Ujar Sisi dengan suara pelan.

"Besok kak Fa pulang Sisi, kamu istirahat sekarang" titah sang Ayah, mau tak mau Sisi bergegas ke kamarnya.

••••

"Yeyy kak Fa pulang, kakak sakit apa sih?" Tanya Sisi yang tak dihiraukan oleh kakaknya.

Tatapan Fadila hanya kosong seakan tak melihat ada orang lain di sekitarnya. Sisi yang melihat itu merasa sedih dan bersalah, apa dia berbuat salah pada kakaknya.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang