3. Perhatian

276 191 287
                                    

Ada yang tidak bisa aku kendalikan dalam diriku
yaitu caraku memperlakukan mu..
.
.

Happy reading....

Malam harinya di rumah Aland, dia duduk sendiri di balkon kamarnya dengan secangkir Cappucino. Dia menerawang kejadian awal bertemu Sisi, dia melihat ada yang berbeda dari gadis itu. Jika gadis lain menatapnya dengan tatapan memuja tapi tidak dengan Sisi, ia menatapnya dengan tatapan biasa saja dan ia suka itu.

Aland mengingat bagaimana raut penyesalan Sisi ketika dia tidak sengaja menabraknya, senyum yang mengembang saat berkenalan tadi. Entahlah meskipun senyum itu tidak ditujukan untuknya, ketika mengingat itu membuat Aland merasa senang.

Aland yang bersifat cuek dan tidak pernah memperhatikan atau mempedulikan yang namanya perempuan sekarang malah memikirkannya hanya karena pertemuan singkat itu.

Flashback On

Aland kini tengah berada di taman kota, kebiasaannya ketika hari libur maka ia akan melakukan joging. Ditengah kegiatan jogingnya ia melihat seorang gadis berjalan dengan santai tapi penglihatannya fokus pada ponsel seakan melupakan keadaan sekitannya.

Gadis itu mengingatkan Aland pada seseorang, dengan sengaja Aland menyenggol gadis itu ketika mereka berpapasan.

"E ehh Sorry, gue gak sengaja. Gue gak liat jalan tadi." Aland diam memperhatikan gadis itu yang merasa tak enak.

"Gak papa." Jawab Aland.

"Yaudah kalo gitu permisi." Ujar Sisi.

Segera ia berjalan meninggalkan Aland setelah meminta maaf. Tanpa disadari sudut bibir Aland terangkat, ia tersenyum sembari melihat punggung Sisi yang perlahan menghilang.

"Gue kenapa sih, pake nyenggol dia segala." Aland heran kenapa dia tersenyum hanya karena melihat gadis yang bahkan tidak ia kenal.

Aland membungkukkan mengambil benda milik gadis itu yang tadi terjatuh dan ternyata sebuah gelang.

"Semoga kita ketemu lagi." Batin cowok itu, sambil menggenggam gelang berbandul hati retak itu.

Flashback End

"Kenapa gue mikirin lo terus sih." Aland terus bermonolog sambil memperhatikan gelang yang ia genggam. Ya gelang itu milik Sisi, gelang dengan bandul kecil berbentuk hati retak.

"Gue liat lo beda Si, apa gue suka sama lo?, dan apa secepat itu?" Tanya Aland pada dirinya sendiri.

Di tempat lain.

"Ck gue gak bisa tidur kenapa sih. Yakali ada yang mikirin gue." racau Sisi karena sedari tadi ia tidak bisa tidur.

Lalu pikirannya menerawang kejadian di perpustakaan tadi. Dia merasa Aland memperhatikannya tadi, apa iya tapi kenapa. Sisi merasa pernah melihat Aland sebelum memasuki sekolah barunya, tapi dimana ia bertemu Aland.

"Bodo ahh." Ujar Sisi kemudian keluar kamar menuju dapur untuk mengambil minum.

"Lo liat kunci motor gue gak?" Tanya Deni ketika melihat Sisi turun dari tangga.

Deni Syaahreza Dinata, kakak laki - laki Sisi yang usianya beda tiga tahun dari Sisi. Dia tengah menjalani kuliah saat ini di salah satu Universitas di Jakarta.

"Enggak," ujar Sisi singkat, padat , dan jelas.

"Lo apa sih yang tahu, main hp? gue banting lama - lama tu hp." Bentak Deni kepada Sisi, Sisi hanya diam dia paling benci dibentak. Setelah mengatakan itu Deni pergi untuk meminta semua pembantunya untuk mencari kunci motornya itu.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang