23. Kecelakaan

100 40 167
                                    

Terima kasih karena kamu telah menjadi pendengar setiaku. Kamu telah menggunakan telinga, hati dan pikiranmu hanya untuk membuatku nyaman bercerita.
.
.
.
Happy Reading
🌻🌻🌻

Hari yang semakin gelap membuat Sisi memutuskan pergi dari pantai itu karena di sana tidak ada pencahayaan jika malam tiba. Setelah memasuki mobil, Sisi menyalakan ponselnya yang sudah banyak panggilan tak terjawab terutama dari Aland.

"Aland tahu gak ya," gumam Sisi.

Sisi terus menyusuri jalan tanpa tahu tujuannya karena ia sudah tidak ingin pulang jika orang tuanya masih berada di rumah. Hujan turun membasahi kota Jakarta, seolah mengerti akan perasaan Sisi.

"Hemm, pelacur." Gumamnya.

🍁🍁🍁

Aland dan ketiga temannya masih terus mengikuti Sisi tanpa sepengetahuan Sisi tentunya.

"Jadi gimana rencana kita gagal nih ceritanya?" Celetuk Bagas.

"Bukan gagal tapi ditunda, situasinya gak mendukung. Nanti juga jadi, ya gak Land." Sahut Ardi.

"Gak jadi makan gratis nih gue."

Aland terus mencoba menghubungi Sisi menghiraukan celotehan Bagas dan Ardi, hingga di panggilan terakhirnya ponsel Sisi aktif.

Panggilan akhirnya terhubung. "Hallo Land, sorry gak angkat telfon lo tadi gue baru bangun tidur." Ujar Sisi di seberang telepon.

Aland mengerutkan dahinya berfikir mengapa Sisi berbohong.

"Lo sekarang dimana?" Tanya Aland, ia tak mau langsung menanyakan masalah Sisi.

"Di kamar."

Aland menghela napas Sisi masih tak mau jujur. "Gue mau ngajak lo jalan, mau gak?" Tanya Aland lagi.

Sisi tak langsung menjawab mungkin sedang berfikir. "Gue ngantuk next time aja, lagian hujan deres banget gini." Jawab Sisi.

"Oh oke."

Setelah itu keduanya sama - sama terdiam bingung harus berbicara apa, hingga Sisi kembali bersuara.

"Land gue mau ngucapin banyak makasih nih sama lo, thanks udah nyediain bahu lo untuk bersandar, thanks udah ngalihin kesedihan gue selama ini." Ujar Sisi.

"Lo kenapa sih tumben."

"Thanks udah berusaha hilangin self harm gue, 'kan gue gak tahu gue sempet apa enggak ngucapin makasih sama lo." Ujar Sisi lagi.

"Lo ngomong apa sih makin gak jelas, ngantuk?"

"Land kalo gue ngomong ini salah gak."

Aland mengerutkan alisnya menunggu apa yang akan Sisi ucapkan selanjutnya.

"I Love you." Ujarnya sebelum panggilan diakhiri oleh Sisi.

Aland tersenyum sendiri mendengarnya, sekarang ia jadi salah tingkah sembari menatap mobil Sisi yang tak jauh dari hadapannya.

"Lo kenapa senyum gitu Land, jangan gila lo karena gak jadi nembak sama Sisi." Ujar Bagas melihat Aland tersenyum sendiri.

"Ternyata dia juga suka sama gue selama ini, gue tetep mau tembak dia hari ini." ujar Aland.

"Emang tadi dia bilang apa?" Tanya Bagas penasaran.

"Dia bilang I Love you, udah cepet susul mobil Sisi." Titah Aland pada Ardi.

Happiness SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang