10

99K 7.2K 156
                                    

Selamat pagi✨

Part ini aku buat 1648, agak panjang.

Jadi jangan lupa vitenya ya, sebagai apresiasi buat ayy, gratis kok gak bayar.

Follow juga akun ayy, biar gk kelewatan info-info selanjutnya

Tandain typo!

Selamat membaca!

✨💫✨🌠

Sosok alarick keluar dari mobil, lalu memasuki gedung kantor dengan langkah lebar dan mantap.

Karyawan yang berpapasan dengannya akan menundukan kepala, atau sekedar menyapa meski hanya dibalas anggukan acuh pria itu.

Para wanita hanya bisa menghela nafas saat sosok itu sudah tidak terlihat lagi.

Ketampanan dan maskulinitas alarick memang sudah tidak usah dipertanyakan lagi, tapi wanita dikantor itu juga tau jika bos mereka paling membenci berdekatan dengan wanita. Karena itulah, sampai sekarang belum ada yang berani untuk mendekatinya. Tidak. Jangankan mendekati, saat mata mereka bersinggungan dengan alarick saja, mereka sudah panas dingin.

Kini alarick sudah memasuki lift, dibelakangnya ada vero, dia asisten serta sahabatnya.

Vero terus berbicara tentang perusahaan-perusahaan yang mengajak kerja sama dengan perusahaan mereka, dan jadwal meeting alarick hari ini. Alarick sesekali mengangguk menanggapi ucapan vero.

Alarick duduk di kursinya. Langsung saja pria itu berkutat dengan lapotopnya. Sedangkan vero menghela nafas panjang, sepertinya setelah berbicara sepanjang itu, sangat menguras tenaganya.

Dengan gerakan cepat, vero mengambil duduk didepan alarick. Tidak ada lagi wajah serius sebelumnya, wajah itu kini berganti dengan raut tengil yang selalu membuat alarick jengkel.

"Bagaimana huubungan kalian?" Tanya vero dengan wajah gosipnya

Alarick yang mendengar pertanyaan itu seketika menghentikan gerakan tangannya.

Lalu ingatan saat tara memakai jasnya yang kebesaran terlintas dikepalanya, dia terlihat imut dan menawan secara bersamaan, apalagi penampilannya yang berantakan.

Fuck. Alarick hampir saja lepas kendali saat itu.

Vero yang melihat keterdiaman alarick mendengus kesal "sudah kubilang, nenek lampir itu bu_"

"Bu_bb butuh waktu untuk menerimamu" vero yang melihat tatapan tajam alarick mengubah perkataanya

Vero menghela nafas lega saat tidak lagi merasakan aura intimidasi dari orang didepannya ini. mereka sudah bersahabat lama, tapi tetap saja vero belum terbiasa dengan aura pria didepannya

"Cukup bagus"

"Hah?” vero menatap alarick bertanya yang ditanggapi decakan kesal pria itu

Setelah beberapa saat otak vero berpikir, dia menatap alarick aneh. Apanya yang bagus? Hubungan mereka? Itu tidak mungkin. Dia tau bagaimana keduanya berhubungan.

Bagaimana wanita itu menghindari alarick seperti kucing yang menghindari air, dan sikap dingin alarick yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya hanya membuat hubungan keduanya semakin seperti musuh dalam satu kandang.

Sebenarnya vero membenci tara. Dia sangat membenci wanita itu. Memang apa kurangnya alarick? Sampai-sampai dia sangat membenci dan bahkan berselingkuh dibelakangnya. Memang wanita seperti itu tidak tau diuntung.

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang