Selamat membaca!!
****
Jika di tanya apa kegiatan Yoselin akhir-akhir ini, dia sedang sibuk dengan dirinya sendiri. Melakukan semua perawatan kulit.
Yoselin tahu betul apa aset satu-satunya yang dia punya. Dia hanya punya wajah yang bisa membingungkan Calio.
Yoselin menggertakan giginya mengingat video yang beredar.
Jika saja. Jika saja video itu tidak ada, dia mungkin tidak akan mau menjadi pengganti cinta Calio yang tak terbalas
Dia akan dengan tegas mencari pria yang menyukainya dan akan memanfaatkannya. Masa depannya tidak hancur, dan dia mungkin masih bersama Tara untuk menikmati harta wanita itu.
Tara! Ini semua karena wanita itu! Yoselin membenci kenyataan jika keadaannya saat ini adalah atas campur tangan Tara, wanita bodoh yang selalu dia remehkan.
Suara gerakan kursi membuat Yoselin menatap wajah orang di depannya.
Dion. Melihat orang di depannya yang seperti pengemis, matanya berkilat jijik
"Hilangkan ekspresi itu, atau aku akan mengeluarkan bola matamu saat ini juga" Dion kesal dengan wajah Yoselin yang menatapnya jijik. Ekspresi itu yang selalu dia lihat akhir-akhir ini. Jijik, meremehkan. Rasanya Dion ingin merobek wajah mereka satu-persatu.
Bagaimana Yoselin tidak jijik. Melihat penampilan Dion yang tidak rapi dan tidak terurus saat ini.
Wajah kuyu, jenggot yang tidak di cukur, baju kusut dan tubuh Dion yang kehilangan berat badan persis seperti pengemis.
Melihat orang sekitarnya yang menatap dan berbisik kearahnya, wajah Yoselin dingin.
Dia melempar kartu di meja "pergi. Ganti bajumu" Saat ini memang keduanya sedang ada di pusat perbelanjaan karena Yoselin yang baru saja spa.
Melihat kartu di meja, lalu melirik wajah jijik Yoselin, Dion seakan tidak peduli lagi. Dia mengambil kartu itu dengan senyum merekah
"Sering-sering saja kau seperti ini" dia melangkah pergi sebelum mendengar jawaban Yoselin
"Menjijikan"
Dua puluh menit kemudian, Dion baru kembali dengan penampilan rapih, bahkan tidak ada rambut lagi di wajahnya.
"Sekarang untuk apa kau ingin menemuiku?" Tanya Dion
"Untuk apa? Apa kau sudah menyerah dengan Tara"
"Omong kosong! Apa kau masih membahas hal itu setelah kemalangan yang menimpamu"
Yoselin menatap Dion tidak suka saat dia mengingatkan hal yang tidak ingin dia ingat lagi.
"Jika aku masih mengganggunya, mungkin nasibku akan sama sepertimu. Aku tidak ingin di keluarkan dari kampus dan merusak reputasiku. Jika itu terjadi, mungkin aku benar-benar akan menjadi gelandangan" Dion tau kapan harus maju dan mundur. Jelas, masa depannya lebih penting dari uang Tara.
"Dasar licik. Kau tidak bisa seperti ini! Kau harus membalas dendam pada Tara!"
"Balas dendam? Hehe itu hanya balas dendamu, bukan aku. Jadi alasan apa yang bisa membuatku membalas dendam padanya?"
"Bukankah kau seperti ini karena dia?!"
"Jika di pikir-pikir sepertinya dia tidak melakukan apapun padaku, dia hanya mengambil apa yang menjadi miliknya, aku harus bersyukur bukan, karena dia melepaskanku" mengingat siapa lelaki yang ada di belakangnya, seketika tubuh Dion merinding. Dia semakin bertekad untuk tidak menggangu Tara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Live Again For My Husband
RandomBaca aja. Ngga ada deskripsi. Gatau ilang sendiri.