26

76.1K 7.8K 165
                                    

Seperti biasa jangan lupa vote sebelum membaca!

Happy reading!!!🐥🐥🐥

"kapan kau melihat kebusukan wanita itu?" Bella bertanya sambil mengaduk minumannya

"Tidak ingat" jawab Tara asal

"Heh aku kira kau akan di bodohi sampai mati" ujar Bella disela dengan kekehan. Bukan sekali dua kali Bella dulu memperingati tara jika yoselin tidak sebaik yang terlihat, tapi wanita itu malah berfikir jika dia hanya tidak suka dengan Yoselin dan berakhir hubungan mereka yang renggang.

Tara terdiam lama mendengar ucapan Bella. Matanya menatap dasar gelas lama

Dia memang sudah mati sekali, tentu saja dia tidak mungkin sebodoh dulu lagi.

"Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Alarick"

"Uhukk" Bella menatap tara horor

Tara menghela nafas, sepertinya dia lupa memberi tahu Bella, walaupun kejadian di rumah sakit waktu itu Tara tidak biasanya membela diri, mungkin Bella pikir dia sedang melakukan trik lain.

"Aku serius" Tara menatap mata Bella penuh keyakinan

"Kenapa?" Ya kenapa Tara melakukan ini? Bukankah wanita ini sangat membenci sosok Alarick hingga mendengar namanya disebutkan pun Tara marah

"Kenapa?" Tara kembali bertanya, tapi seperti bukan ditunjukan pada Bella

"Dia tampan. Baik. Kaya. Dan yang pasti dia mencintaiku melebihi dirinya sendiri" dia mencintainya melebihi nyawanya sendiri

"Kau benar. Meskipun dia terlihat menyeramkan. saat aku melihat matanya saat menatapmu, matanya lembut. sepertinya tidak ada orang yang ditatap seperti itu olehnya selain kau"

Tara tersenyum miris "dulu aku buta"

Bella menatap tara seperti orang idiot "kau baru menyadarinya? Aku bahkan tidak tau kenapa berteman dengan orang bodoh sepertimu"

Tara memutar bola matanya malas "jadi kapan kau punya pasangan?" Tara mencoba mengalihkan pembicaraan

Bella sangat sensitif jika membahas soal pasangan, terbukti wajah perempuan itu yang berubah mendung. "Jangan membahas hal yang membuat, moodku rusak"

Tara tertawa. Merasakan ponselnya bergetar, Tara mengangkatnya yang ternyata adalah Alarick

Jari Tara yang memegang ponsel bergetar, apalagi mengingat kejadian itu. Pipinya tiba-tiba memerah

Bella menatap Tara memicing "ada apa? Siapa yang menelpon hingga kau tersipu seperti itu?"

Tara tersenyum lebar "my husband" ucapnya, lalu mengarahkan ponselnya pada telinga

"Astaga itu membuat bulu kudukku merinding" bisik Bella sambil mengusap lehernya

"Ya aku akan segera pulang. Baik..."

Tara melirik Bella lalu terkekeh pelan. "Aku harus pulang. Ini hampir jam sepuluh" Alarick sepertinya juga belum makan Tara yakin itu, pria itu sangat keras kepala

Bella mengibaskan tangannya seakan mengusir Tara "pergilah, bukankah ada bayi besar yang harus kau urus" ucapnya yang dibalas pelototan oleh Tara.

Saat ini Alarick duduk dimeja makan dengan laptop di depannya, tidak ada makanan yang tersentuh sedikitpun bahkan dia samasekali tidak meliriknya, seakan hidangan mewah di depannya tidak menggunggah seleranya

Akhir-akhir ini Alarick sudah terbiasa makan bersama Tara, mana mungkin dia mau makan sendiri lagi.

Saat pintu terdengar terbuka, Alarick menatap Tara yang baru masuk, mata pria itu menatap Tara dari ujung rambut sampai ujung kaki

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang