12

86.1K 7.6K 179
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca, komen setelahnya, dan share juga ketemen-temen kalian!

Typo berhamburan, harap waspada!

Selamat membaca!

🍁🍁🍁

Suasana menjadi hening seketika. Alarick menatap bella yang kini sedang duduk tegak dengan ekspresi ngeri diwajahnya.

Bella memukul-mukul dadanya, lalu biji jeruk sukses keluar dari mulutnya, perempuan itu menghela nafas lega, lalu kembali menatap mereka bingung.

Belum sempat bella bertanya, suara panik yoselin terdengar diruangan itu

"Tara! Bukankah...bukankah kau bilang akan menjenguk dion setelah ini?" Suara itu terdengar pelan dan halus, tapi jelas ada kegugupan yang coba dia tutupi

Tara menatap yoselin, kemudian pada alarick yang kini kembali memiliki ekspresi buruk lagi. Sial! Wanita rubah ini tidak ingin melepaskannya barang sedetikpun.

"Kapan aku mengatakan itu!" Dengan cemberut tara menyangkal dengan suara tegas

Yoselin tertegun sejenak, lalu menundukan kepalanya, dia menggigit bibirnya.

dengan ekspresi perjuangan diwajahnya dia membalas "yah, kau benar. Mungkin..mungkin aku salah ingat. Tidak! Maksudku, mungkin aku salah dengar. Ya mungkin aku salah mendengarnya, tara maafkan aku" jika saja tampilan meyedihkan dan tertekan itu tidak ditampilkan, mungkin orang akan mempercayainya, tapi melihat penampilan yoselin saat ini, orang akan menduga jika tara hanya mencoba menekan yoselin untuk tidak mengatakan yang sebenarnya, ditambah nada penuh keraguan yoselin

Tara melihat yoselin dengan mata menyipit lalu mencibir "ada apa dengan tampilan dan suara ragumu itu. Itu seperti aku mengancammu untuk tidak mengungkapkan rahasia besar" ucapnya lalu berpaling menatap alarick

"Apa kau percaya jika aku berkata, aku kesini untuk menjenguk bella?" Tara berjalan tiga langkah kedepan untuk lebih dekat dengan alarick, karena perbedaan tingga badan keduanya alarick menunduk untuk melihat tara yang kini menatapnya penuh harap

Alarick menekan bibirnya, matanya seperti sedang mencoba melihat tara lebih dalam, tapi menunggu beberapa saat, tidak ada jawaban dari alarick.

Jelas alarick tidak mempercayainya.

Tara menunduk. Dia tidak kecewa, lagipula dia sudah menduganya, yang harus dia lakukan adalah membuktikan jika dia benar-benar tidak berbohong

Dia kembali mengangkat kepalanya, menatap alarick yang kini masih menatapnya intens, tapi dia tidak merasa tidak nyaman, karena dikehidupan sebelumnya, alarick bahkan selalu menatapnya seperti ini. Karena dia benci berinteraksi dengan alarick, pria ini hanya menatapnya dengan tatapan panas dari waktu ke waktu.

"Lalu...darimana kamu tau aku ada disini? Tidak. Siapa yang memberitahumu jika aku akan menjenguk dion?"

Mendengar itu alarick mengerutkan alisnya, bibirnya semakin menipis pertanda dia kembali marah. Jadi apakah tara sekarang mengaku jika dia menjenguk dion? Jika benar, dimana lelaki itu?

Alarick melirik sekeliling untuk mencari keberadaan dion, lalu matanya kembali jatuh pada bella yang kini dengan santainya memakan apel sambil melihat kearah mereka, seperti melihat pertunjukan bagus, tapi melihat tatapan alarick yang mensuk, bella memalingkan wajahnya seakan mengatakan 'aku tidak tau apa-apa, jangan membawa namaku dengan maslah kalian'

"Tara apa yang kau katakan! Jelas alarick tau, maksudku masalah kecil seperti itu, dengan kemampuannya dia tau segalanya. Jadi jangan..." Orang yang mendengarnya bahkan bisa menebak kelanjutan ucapan yoselin yang sengaja digantung.

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang