Guys. IM back!!!!
Ettsss Jan lupa vote dulu yaa!!!
*
*
*Terhitung sudah hampir satu bulan saat Tara dan Yoselin bertemu saat itu.
Dan satu bulan ini Tara sibuk dengan pikirannya tentang Alarick. Yang entah kenapa, akhir-akhir ini semakin jarang di rumah dan Tara sadar akan kelelahan di bawah mata Alarick.
Meski Tara tidak tau permasalahan yang dialami suaminya, Tara tidak bisa diam saja, apalagi keterdiaman Alarick saat di tanya olehnya.
Pria itu hanya mengatakan jika perusahaannya mengalami krisis.
Melihat jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas, Tara mengambil rantang di atas meja makan. Hari ini dia berencana pergi ke kantor Alarick, tentu saja tanpa memberi tahu pria itu.
*
*
Tidak seperti terakhir kali Tara berkunjung, kini mata semua karyawan tidak lagi menatapnya dengan penasaran dan ingin tahu. Mereka terlihat lebih menghormati Tara.Sepanjang jalan Tara tersenyum tipis, karena setiap orang yang berpapasan dengannya akan menyapa atau sekedar menganggukan kepala.
Saat akan masuk lift, pintu lift terbuka yang memperlihatkan Vero dengan nafas yang sedikit tersengal.
Tara menatap bingung ke arah vero. "Ada apa? Kau terlihat sangat lelah" apakah krisis perusahaan seserius itu, hingga Vero bahkan tidak bisa mengambil waktu istirahat.
Vero menegakan tubuhnya saat mendengar suara Tara. Saat Tara akan memasuki lift, Vero dengan cepat menarik tangan Tara untuk keluar.
"Apa maksudmu?" Tara bertanya dengan cemberut saat melihat sikap tidak sopan Vero.
"Maaf Tara, maksudku nyonya" entah kenapa Vero langsung merubah sebutannya pada Tara. Itu juga karena Alarick yang memintanya dan tentu saja Tara tidak tahu ini.
Tara semakin menatap Vero dengan cara aneh "apa yang ingin kau katakan" tidak mungkinkan Vero menariknya tanpa alasan?
Vero menggaruk rambutnya, terlihat bingung. Melirik apa yang di bawa Tara, Vero tersenyum manis "apakah nyonya akan mengantarkan makanan? biar aku saja, bos sedang rapat dan itu mungkin masih sedikit lama"
Tara terdiam. Dia sepertinya sadar jika Vero terlihat tidak normal "tidak perlu. Aku akan menunggunya, mungkin ini akan dingin dan nanti aku akan memanaskannya lagi"
"Aku bisa! Aku bisa memanaskan makanan ini nanti, sebaiknya nyonya pulang. Bos berpesan jika nyonya datang sebaiknya nyonya langsung pulang karena bos tidak ingin nyonya kelelahan"
Sekarang Tara yakin ada yang tidak beres. Jantungnya berdetak kencang, jelas Alarick menyembunyikan sesuatu darinya.
Alarick tidak tau dia disini, jadi bagaimana bisa dia berpesan pada Vero seperti itu.
"Jika dia takut aku kelelahan dia akan membiarkan aku duduk di dalam, alih-alih langsung menyuruhku pergi" saat ini ekspresi tara terlihat dingin.
"Uhukk" Vero batuk dengan canggung, sepertinya tidak tau harus menjawab apa lagi.
"Tapi nyonya_"
"Minggir."
Melihat pintu lift yang tertutup, Vero berjongkok lalu bergumam pelan "hilang sudah bonus akhir bulan ini"
*
*Di sisi lain, Yoselin sedang menata rambutnya di depan cermin, jari lentiknya dengan telaten mengikat separuh rambutnya kebelakang, setelah selesai dia sematkan jepit mawar putih di belakang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Live Again For My Husband
RandomBaca aja. Ngga ada deskripsi. Gatau ilang sendiri.