Selamat hari Senin!
Jangan lupa bahagia (:
Selamat membaca!!
🌴🌴🌴
"Apa yang kalian lakukan!"
Bugh
"Akhh ini kejahatan! Tolong! mereka ingin merampok apartemenku!" Dion berteriak panik, bahkan semua penghuni apartemen yang mendengar suara keras Dion keluar dengan rasa penasaran
Saat melihat lima orang berbadan besar serta wajah menyeramkan mereka, semua orang menyusut ketakutan. Tidak ada yang berniat membantu Dion, bahkan hanya sekedar bicara
"Apa yang kalian lihat! Bantu aku segera! Mereka ingin merampok isi apartemenku!" Dion berteriak seakan mereka berkewajiban untuk membantunya, membuat semua orang menatap Dion jijik
"Satpam! Dimana satpamnya! Kenapa dia tidak datang!" Dion semakin kalut
Salah satu dari kelima orang itu menendang Dion "tidak ada gunanya kau memanggil keamanan, kita sudah memiliki ijin resmi"
Dion terbatuk karena tendangan itu. Pria itu menatap pria yang bicara tidak percaya. "Siapa? Siapa yang menyuruhmu?!"
"Tuan Alarick" mereka pergi meninggalkan Dion yang termenung mendengar jawaban mereka
Beraninya dia! Beraninya pria itu menggerakkan kaki tangannya padanya!
Apa dia lupa jika Tara akan sangat marah padanya saat tau dirinya dianiaya seperti ini?!
Sepertinya Dion lupa dengan kejadian yang mematahkan tangannya, dan Tara yang mengabaikannya.
Berbeda dengan kesengsaraan dion yang disebabkan oleh Alarick. Yoselin saat ini sedang berbelanja di berbagai merek ternama dengan orang ketiga yang ia temui waktu itu
Dari awal sampai akhir Yoselin tersenyum seperti bunga. Wanita itu menatap kagum pria disebelahnya
"Ada apa? Apa kau masih belum puas berbelanja?" Mata dan suara itu lembut membuat Yoselin tersipu
Ini bukan lagi kepura-puraan yang biasa ia tampilkan, karena saat ini Yoselin memang mulai mengagumi sosok pria yang pernah dia benci ini
Iya benci. Dulu Yoselin membenci pria yang secara terang-terangan mengejarnya dan terkadang bersikap seenaknya yang membuat Yoselin merasa mual meski wajah pria itu yang terlihat tampan
Tapi setelah beberapa hari dia bersama dengannya, Yoselin merasakan bagaimana diperlakukan layaknya ratu
Dia memperlakukannya dengan hati-hati, layaknya kaca yang mudah retak. Siapa wanita yang tidak luluh dengan kelembutan seperti itu?
Ditambah ternyata pria ini sepertinya bukan pria sembarangan. Ya, Yoselin baru tau saat pria itu mengeluarkan uang seperti kertas bekas. Dia bahkan tidak melihat harga barang yang Yoselin beli
Jika dia tau dari dulu, dia tidak akan memperlakukannya dengan buruk! Tapi untung saja ini belum terlambat
Menatap sisi wajah pria itu, Yoselin semakin dibuat terpesona oleh wajah yang entah kenapa semakin ia pandang semakin bagus dimatanya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Live Again For My Husband
RandomBaca aja. Ngga ada deskripsi. Gatau ilang sendiri.