Seperti biasa vote dulu ya sayangs sebelum membaca.
Happy reading✨
Awas banyak typo bertebaran!!
****
Tara memainkan boneka kecil di tangannya, ada total lima boneka.
Tangan lainnya menopang dagunya, menatap boneka kecil dengan mata menelisik.
Tara menunjuk satu-satu kearah Boneka kecil itu "Calio...Yoselin, Dion, Ilona, dan...Zeus?"
"Zeus mencintai Ilona. Calio mencintai Ilona. Ilona tentu saja mencintai Zeus. Yoselin yang sangat mirip dengan Ilona menjadi kekasih Calio. Dan Dion? Ck. Dia hanya umpan yang di kirim Yoselin untukku"
Jari telunjuknya mengetuk meja pelan. "Hehe ini sangat menarik"
Bukankah Calio hanya menjadikan Yoselin sebagai pengganti Ilona, karena wajah keduanya sangat mirip?
Karena itulah di kehidupan sebelumnya Yoselin putus dengan Calio karena mungkin dia sudah mengetahuinya.
Tapi cara Yoselin menangis saat putus dengan Calio masih melekat di ingatannya, karena itu tidak berselang lama dengan kematiannya.
Jelas Yoselin waktu itu seperti tidak berpura-pura.
Tara menegakan tubuhnya. "Tidak mungkin dia benar-benar mencintai Calio kan?" Tara tau bagaimana Yoselin sangat terobsesi dengan Alarick.
Tanpa Tara duga, sebenarnya tebaknnya tepat sasaran.
Ya. Dugan Tara memang benar, Yoselin memang mencintai Calio di kehidupan sebelumnya.
Itu karena Calio yang tidak mempertemukan Yoselin dan Ilona dalam waktu dekat.
Sikapnya yang lembut membuat Yoselin jatuh cinta pada Calio langkah demi langkah.
Tapi di kehidupan ini. Karena campur tangannya yang membuat keduanya tidur bersama, Calio mempertemukan Yoselin dan Ilona sebelum Yoselin memilki perasaan yang kuat pada Calio.
"Ehem"
Deheman itu sukses membuat Tara sadar dari lamunannya.
Melihat Alarick yang terbungkus handuk mandi, Tara meneguk ludahnya kasar.
Suara tawa seperti lonceng terdengar di telinga tara.
Sepertinya Alarick sengaja menggoda Tara dengan penampilannya saat ini. Jelas dia tau istrinya sangat menyukai tubuhnya. Lebih tepatnya perutnya.
"Apa itu bagus?" Tanya Alarick
"Yahh..indah" Tara mengangguk polos, matanya semakin menatap tubuh Alarick. dari bahu, dada kemudian jatuh ke perut yang sering ia sentuh.
Tawa Alarick kembali terdengar. Pria itu melangkah menghampiri Tara. Tanpa usaha, dia mengangkat tubuh Tara.
"Semua ini milikmu"
Melihat jakun Alarick yang naik turun, mata Tara terpaku.
Mengangkat kepalanya. Lidah kecil Tara menjulur, menjilat jakun Alarick yang senantiasa bergulir.
Detik berikutnya, jakun yang naik turun itu berhenti. Seakan merasakan benda hangat yang menyapunya.
"Semakin nakal heh?"
Melihat tatapan berbahaya Alarick. Tara meneguk salivnya kasar.
Dia menyesal karena tindakannya mendahului pikirannya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Live Again For My Husband
AcakBaca aja. Ngga ada deskripsi. Gatau ilang sendiri.